Menjadi isteri yang saleh
Jadi, untuk menjadi orang tua saleh, maka kita harus mencari ilmu sampai derajat hikmah yaitu seperti ilmu yang dimiliki Lukman Al Hakim ketika berbicara kepada anaknya.
Mengapa Lukman diberi gelar Al Hakim karena perkataanya mengandung hikmah. Sekali bicara orang mengerti. Sekali menyampaikan orang langsung paham. Sekali menyuruh, orang langsung mengerjakan tanpa banyak tanya. Sekali nasihati, orang langsung menurut.
Hikmah di sini artinya diberi kemampuan untuk bisa memahami suatu ilmu. Ilmu yang bisa menerangi hati agar dapat mengenal sifat-sifat Allah dan mengetahui mana yang benar dan salah untuk menjadi pedoman dalam hidup.
Tidak sekedar mencari ilmu, harus juga diikuti dengan mencari komunitas-komunitas orang saleh, berkumpul dengan orang-orang saleh atau bergaul dengan orang saleh. Supaya kita terbawa salehnya.
Selanjutnya menjaga lisannya agar bisa menjadi suri teladan bagi yang lain. Orang-orang akan mengikuti yang baik-baik tentang kita.
Ada lagi cara bagi muslimah untuk bisa masuk ke surganya Allah. Yaitu menjadi isteri yang saleha, isteri yang bukan sekedar taat, tapi juga "qonitaat". Sebagaimana termaktub dalam quran surah An-Nisa ayat 34, ... Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka)....
Ada perbedaan pengertiaan "taat" dan "qonitaat". Taat kerap dilakukan dengan keterpaksaan (maka ada istilah "taat itu kadang harus dipaksakan"). Sedangkan qonitaat, melakukan ketaatan dengan sepenuh hati tanpa merasa terpaksa. Melakukannya dengan senang hati dalam rangka taat kepada Allah untuk kesempurnaan amal.
"Contohnya, ketika suami malam-malam bangunin kita yang lagi tidur untuk minta dibuatkan mie rebus, apa yang isteri lakukan? Sebagai isteri yang taat, dia tetap menyiapkan tapi dengan wajah cemberut dan terkadang ngedumel. Dia taat tapi bukan qonitaat. Kalau qonitaat, isteri menyiapkannya dengan senang hati sambil berkata, "iya suamiku sayang, aku buatkan ya" dengan memasang senyum manisnya."
Ustadzah juga mengingatkan empat bulan haram yaitu Dzhulhijjah, Muharram, Dzulqoidah, dan Rajab. Di bulan-bulan ini Allah melipatgandakan pahala amal saleh. Di bulan-bulan haram ini, Allah juga akan melipatgandakan balasan bagi orang-orang yang berbuat zalim.
Karena itu, para isteri diminta untuk menjaga ketaatannya pada suami. Khawatirnya, jika isteri durhaka pada suami, Allah akan memberikan balasan yang berlipat ganda pula. Dengan catatan, selama suami tidak menyuruh ke hal-hal yang menyimpang dari akidah. Selama apa yang diperintahkan suami itu dalam rangka taat kepada Allah. Bukan dalam perbuatan maksiat.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!