Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - hanya ibu rumah tangga biasa

Hobby sederhana: membaca, menulis, memasak, travelling

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

UE dan ASEAN Luncurkan Program SCOPE-HE guna Tingkatkan Konektivitas Berkelanjutan

18 Juli 2024   13:04 Diperbarui: 18 Juli 2024   21:39 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Uni Eropa dan negara ASEAN meluncurkan program Sustainable Connectivity Package -- Higher Education Programme (SCOPE -HE), di Markas Besar ASEAN, Jalan Sisingamaraja, Jakarta Selatan, Rabu 17 Juli 2024. Tujuan dibukanya program ini untuk meningkatkan konektivitas berkelanjutan antar negara di Kawasan Asian Tenggara.

Salah satu bentuk perhatian dari program tersebut adalah memperkuat peran pendidikan vokasi dengan fokus lingkungan hidup transisi, keberlanjutan dan digitalisasi. Baik pendidikan vokasi di sekolah menengah maupun di perguruan tinggi.

Ini menunjukkan pendidikan vokasi juga mendapat tempat di Uni Eropa dan Asean. Bukan Indonesia saja yang menganggap pendidikan vokasi itu penting. Uni Eropa dan Asean juga melihat pendidikan vokasi atau kejuruan merupakan pilihan yang tepat di era globalisasi.

Porsi praktik di pendidikan vokasi yang lebih banyak daripada teori membuat lulusan yang dihasilkan sudah siap terjun ke dunia kerja. SDM pendidikan vokasi juga lebih banyak dibutuhkan oleh perusahaan.

Nilai pendanaan untuk mendukung negara-negara ASEAN mengimplementasikan program tersebut sebesar EUR 9,3 juta yang berlaku hingga Januari 2028.

Sekretaris Jenderal ASEAN Dr Kao Kim Hourn menjelaskan, SCOPE-HE adalah bagian dari Paket Konektivitas Berkelanjutan UE-ASEAN. Paket yang bertujuan untuk meningkatkan pertukaran dan konektivitas dalam pendidikan tinggi, penelitian, pendidikan dan pelatihan teknis dan kejuruan (TVET), antara ASEAN dan UE.

"Program ini dirancang untuk meningkatkan konektivitas berkelanjutan antara UE dan ASEAN dan di dalam ASEAN itu sendiri. Proyek SCOPE-HE dengan total komitmen sebesar EUR 60 juta ini mencakup sektor lain seperti perdagangan, hak kekayaan intelektual, udara dan maritim transportasi, konektivitas digital, energi dan investasi," jelasnya yang ditemui usai peluncuran program itu.

  Dubes EU untuk Asean Sujiro Seam dan Sekjen ASEAN Dr Kao Kim Hourn saat peluncuran program SCOPE-HE (dok. SCOPE-HE)
  Dubes EU untuk Asean Sujiro Seam dan Sekjen ASEAN Dr Kao Kim Hourn saat peluncuran program SCOPE-HE (dok. SCOPE-HE)

Dia menambahkan, program itu sendiri dibangun berdasarkan keberhasilan program dukungan UE terhadap perguruan tinggi di Kawasan ASEAN (SHARE) dan Erasmus+ (Erasmus Plus). Program ini akan berfokus pada transisi hijau, ekonomi biru, dan digitalisasi.

"Pada pelaksanaannya, program ini melibatkan perwakilan dari seluruh negara anggota ASEAN," terangnya seraya menambahkan Proyek SCOPE-HE adalah bagian dari Keberlanjutan UE-ASEAN secara keseluruhan Paket Konektivitas (SCOPE) yang diadopsi oleh UE pada April 2023.

Pihaknya berharap melalui dukungan pendanaan ini dapat memperkuat mobilitas pelajar dan akademisi di kawasan ASEAN. Selain itu, mendorong networking perguruan tinggi lintas regional UE-ASEAN. Dan, tentu saja memperkuat peran pendidikan vokasi dengan fokus lingkungan hidup transisi, keberlanjutan dan digitalisasi.

Ia menegaskan, kolaborasi antara Asean dan UE melalui program ini tidak perlu diragukan lagi. Pihaknya memastikan kolaborasi ini akan memperkaya lanskap pendidikan di Uni Eropa dan Asean, memupuk saling pengertian dan mendorong kolektif kemajuan.

"Kemitraan ini tidak hanya memberdayakan para pemimpin masa depan kita, namun juga berperan sebagai pemimpin jembatan yang menutup kesenjangan dan menciptakan peluang yang adil bagi semua," ucapnya.

Sujiro Seam, Duta Besar Eropa Persatuan dengan ASEAN, menyampaikan bagi Uni Eropa, Asia Tenggara adalah kawasan penting untuk membangun kemitraan yang strategis ASEAN-UE. Karena itu, pihaknya ingin terus berkembang secara berkelanjutan dan terpercaya hubungan dengan negara-negara ASEAN.

"Konektivitas dan investasi antar masyarakat pendidikan dan penelitian merupakan komponen kunci dari Kemitraan Strategis ASEAN-UE. Kami menyambut gembira peluncuran program SCOPE Higher Education ini," kata Sujiro Seam.

Menurutnya, melalui program ini kedua belah pihak dapat menjajaki peluang untuk mengembangkan kerja sama dalam konteks UE Global Strategi Gateway, bekerja sama dengan mitra untuk kemajuan antar wilayah.
Konektivitas berkelanjutan merupakan salah satu bidang prioritas utama kerja sama UE dengan ASEAN.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

Fokus Tiga Pilar

SCOPE-HE berfokus pada tiga pilar utama kegiatan utama yang dirancang untuk memperkuat kolaborasi pendidikan tinggi antara kawasan Uni Eropa dan ASEAN. Yaitu meliputi pilar mobilitas akademik, pilar pengembangan jaringan universitas, dan pilar peningkatan pendidikan & pelatihan vokasi.

Pilar Mobilitas Akademik bertujuan untuk memfasilitasi dialog dan kolaborasi antar lembaga-lembaga utama ASEAN. Termasuk mengadakan dialog kebijakan untuk membahas temuan dan berbagi praktik terbaik dalam layanan pendidikan, memberikan bantuan teknis dan peningkatan kapasitas. Selain itu, melakukan studi perbandingan antara kerangka kerja ASEAN dan UE.

Sementara itu, Pilar Jaringan Universitas berfokus pada mendukung dan mengembangkan jaringan universitas UE-ASEAN untuk mendorong konektivitas penelitian. Mencakup fasilitasi dialog antar lembaga pendidikan tinggi dan penelitian untuk memperkuat jaringan tersebut.

Selain itu, pengorganisasian kegiatan jaringan dan peningkatan kapasitas bagi mahasiswa, dan memprioritaskan kegiatan penelitian di bidang-bidang seperti transisi hijau, transformasi digital, dan ekonomi biru.

Program ini menerapkan skema mobilitas bagi mahasiswa doktoral dan peneliti serta mengadakan simposium penelitian tematik untuk mempromosikan kolaborasi dan inovasi di antara jaringan universitas UE-ASEAN.

Sedangkan pilar Jaringan Kejuruan bertujuan meningkatkan kemampuan kerja lulusan dan meningkatkan konektivitas antara lembaga pendidikan kejuruan dan sektor swasta. Terutama memfasilitasi dialog untuk meningkatkan kemampuan kerja, melakukan studi tentang kemampuan kerja lulusan, dan memberikan pengembangan kapasitas untuk memperkuat jaringan regional.

Program SCOPE adalah bagian dari Global Gateway, sebuah strategi baru Eropa untuk mempromosikan investasi berkelanjutan dan hubungan di seluruh dunia melalui promosi hubungan yang cerdas, bersih, dan aman dalam iklim dan energi, digital, kesehatan, transportasi, pendidikan, dan penelitian di seluruh dunia.

Peter van Tuijl, Director Nuffic Southeast Asia (Dokumen pribadi)
Peter van Tuijl, Director Nuffic Southeast Asia (Dokumen pribadi)

Program SCOPE HE dibangun berdasarkan keberhasilan dukungan UE terhadap Program Pendidikan Tinggi di Wilayah ASEAN (SHARE), yang memberikan penghargaan kepada 590 intra- Beasiswa ASEAN dan ASEAN-Eropa dan memfasilitasi lebih dari 1,600 pertukaran virtual selama pandemi COVID-19.

Peter van Tuijl, Director Nuffic Southeast Asia, menambahkan, tahun ini, melalui program Erasmus Plus, UE memberikan Erasmus Mundus Joint Beasiswa gelar master kepada lebih dari 200 pelajar ASEAN. Program ini memungkinkan mereka untuk belajar di dua atau lebih negara Eropa.

Ia menyebutkan, dari tahun 2014 hingga 2023, hampir 12.000 pelajar ASEAN dan para cendekiawan berpartisipasi dalam studi dan pengajaran jangka pendek di Eropa. Sebanyak 6.000 pelajar dan cendekiawan Eropa juga datang ke ASEAN untuk mendapatkan kesempatan serupa.

Sedang dalam penelitian, UE mendanai 90 hibah melalui program Horizon Europe antara 2021 dan 2024. Melibatkan 109 lembaga dari ASEAN, dengan total kontribusi UE sebesar EUR 10,6 juta.

Menurutnya, ekonomi berkelanjutan bukan lagi sebagai isu dari negara-negara kaya atau negara maju, tetapi sudah menjadi tanggungjawab semua negara di dunia. Karena itu, dibutuhkan strategi partnership antar negara di Kawasan Eropa dan ASEAN untuk menjawab semua tantangan yang ada.

"Untuk memberikan dampak yang lebih baik lagi penting dilakukan strategi yang menyeluruh dan diterjemahkan hingga tingkat sekolah vokasi menengah (SMK). Kurikulum SMK harus berubah supaya saat mahasiswa, memiliki skill untuk produksi yang berbeda dibanding jaman dahulu," tegasnya.

Dalam pandangannya, banyak manfaat konkrit jika satu negara telah menerapkan strategi keberlanjutan. Salah satunya,  masuknya investasi dari Eropa. Belanda, sebutnya, belum lama ini membangun pabrik susu di Kota Surabaya. Ini menjadi salah satu contoh konkrit bagaimana transformasi hijau dapat mendatangkan manfaat bagi sebuah negara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun