Selain itu, pengorganisasian kegiatan jaringan dan peningkatan kapasitas bagi mahasiswa, dan memprioritaskan kegiatan penelitian di bidang-bidang seperti transisi hijau, transformasi digital, dan ekonomi biru.
Program ini menerapkan skema mobilitas bagi mahasiswa doktoral dan peneliti serta mengadakan simposium penelitian tematik untuk mempromosikan kolaborasi dan inovasi di antara jaringan universitas UE-ASEAN.
Sedangkan pilar Jaringan Kejuruan bertujuan meningkatkan kemampuan kerja lulusan dan meningkatkan konektivitas antara lembaga pendidikan kejuruan dan sektor swasta. Terutama memfasilitasi dialog untuk meningkatkan kemampuan kerja, melakukan studi tentang kemampuan kerja lulusan, dan memberikan pengembangan kapasitas untuk memperkuat jaringan regional.
Program SCOPE adalah bagian dari Global Gateway, sebuah strategi baru Eropa untuk mempromosikan investasi berkelanjutan dan hubungan di seluruh dunia melalui promosi hubungan yang cerdas, bersih, dan aman dalam iklim dan energi, digital, kesehatan, transportasi, pendidikan, dan penelitian di seluruh dunia.
Program SCOPE HE dibangun berdasarkan keberhasilan dukungan UE terhadap Program Pendidikan Tinggi di Wilayah ASEAN (SHARE), yang memberikan penghargaan kepada 590 intra- Beasiswa ASEAN dan ASEAN-Eropa dan memfasilitasi lebih dari 1,600 pertukaran virtual selama pandemi COVID-19.
Peter van Tuijl, Director Nuffic Southeast Asia, menambahkan, tahun ini, melalui program Erasmus Plus, UE memberikan Erasmus Mundus Joint Beasiswa gelar master kepada lebih dari 200 pelajar ASEAN. Program ini memungkinkan mereka untuk belajar di dua atau lebih negara Eropa.
Ia menyebutkan, dari tahun 2014 hingga 2023, hampir 12.000 pelajar ASEAN dan para cendekiawan berpartisipasi dalam studi dan pengajaran jangka pendek di Eropa. Sebanyak 6.000 pelajar dan cendekiawan Eropa juga datang ke ASEAN untuk mendapatkan kesempatan serupa.
Sedang dalam penelitian, UE mendanai 90 hibah melalui program Horizon Europe antara 2021 dan 2024. Melibatkan 109 lembaga dari ASEAN, dengan total kontribusi UE sebesar EUR 10,6 juta.
Menurutnya, ekonomi berkelanjutan bukan lagi sebagai isu dari negara-negara kaya atau negara maju, tetapi sudah menjadi tanggungjawab semua negara di dunia. Karena itu, dibutuhkan strategi partnership antar negara di Kawasan Eropa dan ASEAN untuk menjawab semua tantangan yang ada.
"Untuk memberikan dampak yang lebih baik lagi penting dilakukan strategi yang menyeluruh dan diterjemahkan hingga tingkat sekolah vokasi menengah (SMK). Kurikulum SMK harus berubah supaya saat mahasiswa, memiliki skill untuk produksi yang berbeda dibanding jaman dahulu," tegasnya.