Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - hanya ibu rumah tangga biasa

Hobby sederhana: membaca, menulis, memasak, travelling

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sosialisasi Pentingnya Pemahaman Titik Temu yang Aman Saat Bencana

1 Juni 2024   09:55 Diperbarui: 1 Juni 2024   10:08 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para peserta sosialisasi K3 (dokumentasi Nanang Ruhyat)

Pelaksanaan Sosialisasi K3 ini diikuti 12 partisipan yang hadir dengan metode peningkatan pemahaman akan  pentingnya titik temu yang aman saat terjadinya kebakaran terutama di area padat penduduk seperti DKI Jakarta. Partisipan yang hadir mewakili kepala keluarga yang tinggal di area Meruya, Jakarta Barat. Partisipan yang hadir berasal dari latar belakang yang berbeda, mahasiswa, pekerja, pensiunan dan ada ibu rumah tangga.

Para peserta sosialisasi K3 (dokumentasi Nanang Ruhyat)
Para peserta sosialisasi K3 (dokumentasi Nanang Ruhyat)

"Pada saat kami melakukan sosialisasi mengenai pentingnya memahami K3 di lingkungan padat penduduk, para partisipan cukup antusias. Terlihat dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan seputar K3 saat terjadi bencana kebakaran. Mungkin karena banyak kejadian kebakaran disebabkan oleh human error.

Dari hasil presosialisasi berdasarkan kuesioner, dapat disimpulkan sebagian besar partisipan memiliki pengetahuan yang terbatas. Sebanyak 55% responden menilai pengetahuan mereka tentang pentingnya pemahaman titik temu yang aman saat terjadi bencana kurang. Sisanya yang 20% dan 25% dalam kategori cukul dan baik.

Kesadaran para partisipan akan risiko juga kurang. Sebanyak 45% responden menyatakan kurangnya kesadaran akan risiko terkait dengan tidak memahami titik temu yang aman saat terjadi bencana. Sebagian yang lain (40% dan 15%) menyatakan cukup baik dan baik.

Para responden (50%) juga kurang kesiapan dalam menghadapi keadaan darurat seperti kebakaran. Selebihnya cukup baik (35%) dan baik (15%).

"Dengan kata lain, mayoritas responden menunjukkan tingkat pengetahuan, kesadaran, dan kesiapan yang kurang baik atau cukup baik, dengan persentase yang signifikan berada pada kategori tersebut," jelas Tyas Wedhasari.

Dari analisis ini, terlihat bahwa masih ada ruang untuk perbaikan dalam meningkatkan pengetahuan, kesadaran akan risiko, dan kesiapan dalam menghadapi darurat. Setelah sosialisasi, terjadi peningkatan yang signifikan dalam pengetahuan, kesadaran akan risiko, dan kesiapan dalam menghadapi darurat seperti kebakaran pada partisipan.

Sebanyak 60% responden menilai pengetahuan mereka tentang pentingnya pemahaman titik temu yang aman saat terjadi bencana sudah baik. Sebanyak 40% responden menilai pengetahuan mereka sangat baik. Terdapat peningkatan yang signifikan dalam kesadaran akan risiko terkait keadaan darurat seperti kebakaran. Sebanyak 75% responden menyatakan kesadaran mereka sudah baik dan 25% menilai kesadaran mereka sangat baik.

"Dengan pengetahuan yang diperoleh dari sosialisasi, sebanyak 60% responden merasa lebih siap dalam menghadapi situasi darurat seperti kebakaran. Sebanyak 40% menilai kesiapan mereka sangat baik. Jika dibandingkan dengan hasil sebelumnya, terjadi perbaikan yang signifikan dalam semua aspek," sebutnya.

Hal ini menunjukkan pentingnya sosialisasi lebih lanjut mengenai pentingnya pemahaman titik temu yang aman saat terjadi bencana seperti kebakaran untuk meningkatkan pemahaman dan kesiapan partisipan dalam menghadapi situasi darurat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun