Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - hanya ibu rumah tangga biasa

Hobby sederhana: membaca, menulis, memasak, travelling

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sosialisasi Pentingnya Pemahaman Titik Temu yang Aman Saat Bencana

1 Juni 2024   09:55 Diperbarui: 1 Juni 2024   10:08 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dosen Teknik Mesin Universitas Mercu Buana Dr. Nanang Ruhyat, ST.,MT dan Tyas Wedhasari, ST., M.Sc kembali melakukan sosialisasi K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) di pemukiman padat. Sosialisasi yang bertajuk Pentingnya Pemahaman Titik Temu yang Aman Saat Bencana, ini area Meruya, Jakarta Barat, pada Minggu 31 Maret 2024.

Sosialisasi ini dinilai penting mengingat kerap terjadi ketidakpastian evakuasi saat terjadi bencana. Terutama jika terjadi pemukiman padat penduduk yang seringkali memiliki akses yang terbatas dan jalanan yang sempit. Kondisi yang dapat menyulitkan evakuasi saat terjadi kebakaran.

"Penduduk mungkin tidak tahu jalur evakuasi yang aman atau terhalang oleh kemacetan atau blokade, meningkatkan risiko tertinggal di dalam bangunan yang terbakar," kata Nanang Ruhyat, yang dibenarkan

Selain itu, adanya keterbatasan ruang terbuka. Sebagaimana disadari dalam lingkungan padat penduduk, ruang terbuka hijau atau area evakuasi terbuka mungkin sangat terbatas atau bahkan tidak ada sama sekali. Kondisi ini membuat warga sulit mencari tempat yang aman saat kebakaran terjadi.

Baca juga: Rentan Kebakaran Dosen Teknik Mesin UMB Sosialisasi K3 di Pemukiman Padat Penduduk Jakarta Barat

Kesulitan komunikasi juga menjadi hal yang harus diperhatikan. Dalam situasi kebakaran, komunikasi yang efektif sangat penting untuk memberikan peringatan dini dan instruksi evakuasi kepada penduduk. Namun, di lingkungan padat penduduk, kebisingan dan kekacauan dapat mengganggu komunikasi.

"Keadaan ini akan mempersulit penyebaran informasi yang diperlukan. Karena itu, sosialisasi K3 sangat perlu dilakukan agar dapat meminimalisasi keadaan darurat," jelasnya.

Resiko kepadatan penduduk yang tinggi juga dapat meningkatkan risiko cedera dan korban jiwa saat terjadi kebakaran, terutama jika evakuasi tidak terkoordinasi dengan baik atau jika jalur evakuasi menjadi terhalang.

Kondisi lainnya, adanya keterbatasan fasilitas evakuasi. Beberapa lingkungan padat penduduk mungkin tidak dilengkapi dengan fasilitas evakuasi yang memadai, seperti tangga darurat yang cukup atau jalur evakuasi yang aman. Ini membuat warga kesulitan meninggalkan bangunan dengan cepat saat terjadi kebakaran.

"Itu sebabnya, sosialisasi mengenai pentingnya pemahaman titik temu yang aman saat terjadi bencana di lokasi padat penduduk, seperti di Jakarta, merupakan langkah krusial dalam meningkatkan keselamatan dan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi situasi darurat seperti kebakaran," ucap Nanang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun