Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - hanya ibu rumah tangga biasa

Hobby sederhana: membaca, menulis, memasak, travelling

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Anak UTBK 2024, Ortu Rela Menunggu Berjam-jam

3 Mei 2024   17:57 Diperbarui: 4 Mei 2024   11:37 573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Selasa, 30 April 2024, anak pertama saya, Putik Cinta Khairunnisa, mengikuti ujian tertulis berbasis komputer (UTBK) dalam seleksi nasional berbasis tes (SNBT) 2024. Lokasi ujiannya di Gedung IASTH (Institute for Advancement of Science Technology and Humanity) Universitas Indonesia Salemba, Jakarta Pusat.

Ini adalah pertama kalinya anak saya ikut UTBK. Persyaratan mengikuti ujian sudah dipersiapkan, seperti kartu peserta ujian, surat keterangan lulus SMA atau surat keterangan bahwa yang bersangkutan kelas 12, kartu identitas diri (bisa kartu pelajar, SIM atau KTP).

Beberapa hari sebelumnya, anak saya dengan beberapa temannya sudah meninjau lokasi ujian. Jadi, pas hari H, tidak perlu lagi bertanya-tanya sehingga bisa menghemat waktu dan tenaga jika harus berpacu dengan waktu.

Karena pengalaman pertama, saya pun menemaninya ke lokasi UTBK di UI Salemba. Ya, untuk menguatkan saja biar anak saya merasa ada yang mendukungnya. Anggap saja sambil mengenang masa-masa saya sering "berkeliaran" di kampus ini. Terus terang, sudah lama banget saya tidak menjejakkan kaki di sini.

"Bund, berangkat sekarang aja. Shalat Subuhnya di stasiun aja," kata anak saya sedikit gelisah.

"Tanggung Nak, sebentar lagi adzan Subuh.  Kita shalat Subuh dulu, berdoa agar lebih dimudahkan dan dilancarkan. Paling 10 menit lagi adzan," kata saya.

"Iya Kak, shalat Subuh aja dulu. Nanti Daddy antar ke stasiun. Dekat kok itu ke Cikini. Insyaallah masih terkejar. Nggak akan terlambat," timpal suami saya.

Sesudah shalat Subuh, suami pun mengantar kami ke Stasiun Citayam. Kami turun di Stasiun Cikini, lanjut naik bus TransJakarta 5M Tanah Abang - Kampung Melayu, turun di halte RSCM 2, lanjut jalan kaki ke UI Salemba. Kami berjalan kaki agak bergegas, khawatir terlambat.

Kami tiba di Gedung IASHT pukul 06.15. Masih ada waktu sekitar 30 menit lagi. Ujian dijadwalkan pukul 06.45 - 10.30 WIB. Tempat ujian di lantai 2. Di sini, para calon mahasiswa sudah duduk menunggu waktu ujian. Nama dipanggil, baru peserta masuk ruangan.

"Bagi yang pakai gesper, jam tangan, kacamata untuk dilepas, yang bawa kalkulator, handphone disimpan di tas. Nanti tasnya dititip di ruang sebelah dan ruangan di kunci," kata petugas panitia berjaket kuning menginformasikan.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

"Para peserta diingatkan untuk menyiapkan kartu peserta ujian, KTP, surat keterangan lulus atau surat keterangan yang bersangkutan kelas 12 yang sudah dilengkapi dengan pasfoto berwarna terbaru dan dibubuhi cap sekolah atau foto copy ijazah terlegalisir bagi lulusan tahun sebelumnya, dan pulpen," lanjut petugas panitia menginformasikan.

Anak saya lalu mempersiapkan apa yang disebutkan petugas panitia, kecuali pensil. "Pensil 2Bnya mana Kak, kok nggak disiapin?" tanya saya.

"Cukup pulpen aja," jawab anak saya.

"Terus nanti ngisi jawaban bagaimana kan harus pakai pensil buat menghitamkan lingkaran jawaban yang dipilih?" tanya saya sambil berpikir memang boleh pakai pulpen?

"Lha kan ini berbasis komputer, soal-soal di komputer, ngisinya juga di komputer, nggak pakai pensil," jawab anak saya.

Eh, iya ya. Saya jadi tertawa sendiri. Zaman sudah berubah. Pakai pensil mah zaman saya dulu. Zaman yang istilahnya masih Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri atau UMPTN. "Horor" juga itu. Jawaban salah nilai berkurang beberapa poin.

Saya pun bertanya kepada petugas panitia apa kaitannya dengan gesper sehingga harus dilepas? Apakah seseorang bisa menyontek dari gesper? Kalau handphone, kalkulator atau buku masih bisa dimaklumi karena rawan kecurangan, kalau gesper atau sabuk atau ikat pinggang?

Petugas menjelaskan sesuai SOP atau Standart Operational Procedure akan ada pemeriksaan metal detector. "Gesper ini kan mengandung logam, kan berefek pada pemeriksaan metal detector itu, sekaligus mengantisipasi terjadinya kecurangan," ucapnya seraya tersenyum.

Bagaimana dengan kacamata, mengapa juga harus dicopot? Katanya, kacamata sekarang sudah canggih-canggih dan bisa dijadikan media kecurangan. Setelah dipastikan aman dari hal-hal yang mencurigakan, kacamata dikembalikan ke si pemilik.

Saya tanya apakah ujian berlangsung tanpa jeda atau ada waktu istirahat? Petugas panitia menjawab ujian berlangsung tanpa jeda. Ada pun materi yang diujikan dalam SNBT 2024 yaitu Tes Potensi Skolastik atau TPS, Literasi Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, serta Penalaran Matematika.

Mendapatkan penjelasan seperti itu, saya pun mengangguk-angguk. Waktu sudah menunjukkan pukul 06.45 WIB. Satu per satu peserta namanya beserta nomor peserta ujian dipanggil, kemudian masuk ruangan.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

Sepengamatan saya sih, semua berjalan lancar. Tidak ada peserta yang terlambat. Tidak ada peserta yang sakit atau dalam kondisi tidak fit. Tidak ada pelanggaran. Para peserta juga memakai pakaian yang sopan. Tidak ada yang pakai kaos oblong dan sendal. Entah di lantai lain di gedung yang sama. Karena lokasi ujian ada di lantai 2 dan lantai 3.

Saya meminta izin untuk mendokumentasikan suasana ruang ujian. Sayangnya tidak diizinkan. Lalu para pengantar diminta untuk tidak berada di lorong lokasi ujian karena daerah steril. Para pengantar diminta menunggu di bawah.

Sambil menunggu, saya mengerjakan beberapa ketikan. Mengapa saya menunggu, karena saya ingin mengajak anak saya ke acara halalbihalal Kongres Wanita Indonesia (Kowani) sekalian makan siang di sana. Cuaca juga cukup bersahabat.

Beberapa orang tua juga terlihat menunggu. Sambil mengisi waktu, para orang tua saling mengobrol, meski tidak saling mengenal. Termasuk saya. Jadi ada teman mengobrol. Obrolannya sih lebih tentang anak-anak dan harapan anak dengan PTN pilihannya. Ada juga yang bercerita tentang kehidupannya. Tidak terasa sudah berjam-jam kami mengobrol.

Waktu sudah menunjukkan pukul 10.30 WIB, tapi belum tanda-tanda peserta ujian turun ke lantai bawah. Saya tanya ke petugas, katanya sedang penutupan. Sebentar lagi selesai. Eh ternyata selesainya pukul 11.15 di luar jadwal yang sudah ditentukan.

"Kok lama Kak?" tanya saya.

"Iya, dikasih tambahan waktu. Soalnya tadi komputernya sempat error. Ada latihan juga sebelum ujian dimulai. Jadi jam 06.45 itu ujian belum berlangsung," jelas anak saya.

"Bisa ngerjainnya?" tanya saya.

"Matematika-nya agak susah," jawabnya sambil nyengir kuda.

Berdasarkan data panitia Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru atau SNPMB 2024, tahun ini terdapat total 74 Pusat UTBK. Total peserta ada 785.058 calon mahasiswa yang terdaftar, dengan peserta gelombang 1 berjumlah 577.989 dan peserta gelombang 2 berjumlah 207.069.

Adapun peserta tunanetra pada pelaksanaan tes tahun ini berjumlah 75 orang yang tersebar di 23 Pusat UTBK. Peserta tunadaksa ada sebanyak 830 peserta. UI jadi lokasi ujian dengan peserta tunanetra terbanyak, yakni 11 orang.

Sebagai informasi, UTBK dijadwalkan berlangsung dalam dua gelombang. Gelombang pertama pada 30 April, dan 2-7 Mei 2024. Sedangkan gelombang kedua dilaksanakan pada 14-20 Mei 2024.

Semoga saja anak saya diterima di program studi pilihannya. Aamiin...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun