Mohon tunggu...
Teti Taryani
Teti Taryani Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru yang suka menulis. Author novel: Rembulan Merindu, Gerai Kasih, Dalam Bingkai Pusaran Cinta. Kumcer: Amplop buat Ibu, Meramu Cinta, Ilalang di Padang Tandus. Penelitian: Praktik Kerja Industri dalam Pendidikan Sistem Ganda. Kumpulan fikmin Sunda: Batok Bulu Eusi Madu, Kicimpring Bengras.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lantaran Tiba-tiba Rindu

9 Februari 2023   21:16 Diperbarui: 9 Februari 2023   21:26 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sonia baru saja hendak menyimpan gawainya. Namun bunyi totoleot serupa bunyi klakson bus memecah keheningan. Tidak biasanya pula seharian ini gawainya sepi dari dering pesan masuk. Ditunggu-tunggu malah tak juga kunjung berbunyi. Saat pikiran jenuh dan malas menengok layar, eh, tiba-tiba menguar juga bunyinya.

Sonia itu tidak ingin memanja rasa penasaran yang menyerang pikirannya. Dia ingin abai lantaran kesal entah karena apa.

"Terserah! Kamu mau bunyi kayak apa, gak bakalan kubuka, tahu!"

Gawainya bergeming dimarahi sang empunya.

Gerutuannya diakhiri dengan langkah cepat menuju toilet. Biarlah nanti kubuka kalau hajatku sudah selesai. Tak akan kubiarkan siapa pun mengganggu panggilan alam yang sangat berharga ini! Paling juga dari pengiklan yang kehabisan konsumen! Begitu pikirnya. Gadis manis itu terburu-buru masuk toilet.

"Son, aku tidak tahu kebenarannya. Juga tidak begitu yakin. Katanya sih kalau ada seseorang yang merindukan kita, biasanya nyambung. Tiba-tiba kita juga jadi ingat sama orang itu."

Aneh betul Aina mengirim chat dengan kalimat santun berpanjang-panjang. Biasanya juga grasa-grusu. Woi ke mana aja Son mybestie ... kok gak baca chatku seeh! Atau: Lu cepetan baca chatku!

Kalau sudah begitu, biasanya Sonia pura-pura tak peduli. Apalagi pake panggilan 'Son', kayak sama laki-laki saja!

Makanya, kali ini Sonia mengerutkan kening hingga bergaris-garis lengkung.  Tidak biasanya Aina si cerewet nge-chat seperti itu. Seriusan amat.

Meski begitu, Sonia berpikir lalu mencari-cari peristiwa senada seperti yang disampaikan sahabatnya. Belum juga ingat peristiwanya, chat-nya terus berlanjut.

"Padahal sebelumnya kita tidak memikirkan orang itu sama sekali. Tetapi tiba-tiba pikiran ini teringat matanya, sosoknya, senyumnya. Dia Si Ganteng brengsek ituuu! Apa ini berarti orang itu sedang rindu kita juga, ya?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun