Pujian tidak hanya dibutuhkan oleh anak kecil tetapi diperlukan pula remaja bahkan orang dewasa. Kalimat positif yang disampaikan secara spontan itu mampu membuat seseorang merasa dihargai. Hal ini tentu akan berdampak pada peningkatan semangat untuk berkarya.
Apalagi jika pujian dilakukan dengan tulus, tentu saja energi positif yang dialirkannya semakin terasa dan memberi dampak positif. Jika seorang anak sering mendapat pujian, bukan tidak mungkin kelak dia pun bisa menghargai pekerjaan temannya dan tak pelit dengan pujian.
Saat membaca atau memirsa karya anak, tunjukkan mimik bahagia dan ketertarikan yang tulus. Kalaupun masih terdapat kesalahan, baik dari segi isi maupun unsur karya lainnya, sebelum menyampaikan koreksi, berilah pujian sebagai penghargaan terhadap hasil kerjanya. Bagaimanapun, bagi anak tersebut, karya yang dibuatnya tentu yang paling istimewa.
Untuk anak yang sudah mampu berpikir kritis, alangkah baik jika pujian itu disertai unsur penunjangnya. Tidak hanya mengatakan bagus, tetapi tunjukkan unsur pembangun bagusnya. Dengan cara ini, diharapkan dia bisa termotivasi untuk menghasilkan karya yang lebih bagus lagi.
Sempatkan pula untuk mengoreksi atau mengkritisi kekurangannya. Tunjukkan dengan cara yang bersahabat agar tidak mematikan motivasinya. Selanjutnya jangan langsung memberi solusi. Tetapi, diskusikan solusi untuk memperbaikinya. Koreksi dan kritik yang diberikan tentu bermanfaat untuk meningkatkan kemampuannya dalam berkarya.
Sudahkah hari ini Anda memberikan pujian atau kritikan?
Tasikmalaya, 8-2-2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H