Mohon tunggu...
Teti Taryani
Teti Taryani Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru yang suka menulis. Author novel: Rembulan Merindu, Gerai Kasih, Dalam Bingkai Pusaran Cinta. Kumcer: Amplop buat Ibu, Meramu Cinta, Ilalang di Padang Tandus. Penelitian: Praktik Kerja Industri dalam Pendidikan Sistem Ganda. Kumpulan fikmin Sunda: Batok Bulu Eusi Madu, Kicimpring Bengras.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Sangat Urgen Dilakukan Sekolah untuk Menciptakan Indonesia Sehat

17 November 2022   02:54 Diperbarui: 19 November 2022   20:04 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sekolah merupakan tempat berkumpulnya siswa untuk mencari ilmu juga sebagai tempat interaksi antara guru dengan siswa. Sekolah menjadi tempat kedua terpenting bagi siswa dan guru setelah rumah tempat tinggal.

Selama delapan sampai sembilan jam kegiatan dan keperluan siswa setingkat SMA/SMK dilakukan di sekolah, selama itu pula keperluan siswa baik dalam bidang akademik maupun nonakademik sangat bergantung pada fasilitas yang disediakan oleh sekolah.

Salah satu fasilitas penting yang diperlukan siswa adalah jamban atau toilet. Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, jamban berarti tempat buang air besar, kakus, tandas, peturasan.

Toilet memiliki makna: (1) Peranti untuk berhias, seperti bedak, cermin, dan sikat rambut; (2) tempat cuci tangan dan muka, kamar kecil (kakus). Bisa pula dikatakan, jamban atau toilet adalah fasilitas sanitasi untuk tempat buang air besar dan kecil, tempat cuci tangan dan muka.

Toilet sekolah menjadi fasilitas vital yang dimanfatkan siswa untuk membuang hajat (feses dan air seni) dan keperluan lainnya selama siswa berada di lingkungan sekolah. 

Semua sekolah berkewajiban menyediakan toilet yang layak dan bersih bagi siswa. Selain itu, toilet memerlukan sarana penunjang berupa tempat sampah, gantungan handuk, kaca antikabut, serta pegangan tambahan jika terdapat siswa berkebutuhan khusus. Jangan lupa, ketersediaan air menjadi syarat utama. Pencahayaan dan ventilasi yang cukup juga diperlukan untuk menghindari sarang nyamuk.

Agar tetap terjaga kebersihannya, diperlukan petugas khusus untuk pemeliharaan kebersihan toilet secara rutin. Jika tidak bersih, toilet akan memberi kesempatan pada bakteri dan kuman untuk bersarang dan bertebaran. 

Kuman-kuman di toilet bisa menyebabkan terjangkitnya penyakit, terutama penyakit yang menular melalui air. Untuk kepentingan bersama, semua siswa perlu memiliki kesadaran tinggi untuk bersama-sama memelihara kebersihan toilet.

Sayang, toilet siswa di sekolah terkesan kurang terjaga kebersihannya. Hal ini sering terjadi di sekolah dengan jumlah siswa lebih dari 1500 orang. Selain tidak ada petugas khusus pembersih toilet, hal ini ditunjang oleh sikap dan kesadaran siswa yang masih rendah dalam hal pemeliharaan fasilitas bersama. 

Siswa hanya bisa menggunakan toilet tanpa ikut serta merawat kebersihannya. Bahkan, di beberapa tempat, untuk mengguyur atau membersihkan toilet setelah digunakan pun masih minim dilakukan. Hal ini bisa menjadi salah satu pemicu munculnya kondisi toilet yang bau dan tidak nyaman.

Berdasarkan hasil pengamatan, ada beberapa hal yang menyebabkan toilet kotor dan bau. Sistem ventilasi udara yang buruk, kurangnya debit air, noda urin dan feses yang menempel, serta pipa saluran air yang tersumbat menjadi sebab toilet kotor, bau, dan tidak nyaman. 

Tersumbatnya saluran air sering diakibatkan oleh tisu atau pembalut wanita yang dibuang ke dalam kloset. Jika dilakukan secara terus-menerus, tisu bisa menyumbat kloset.

Meskipun ada tisu toilet yang dapat langsung dibuang ke dalam kloset, namun kebanyakan jenis tisu tidak bisa langsung dibuang begitu saja. Oleh sebab itu, untuk lebih aman, sampah tisu harus langsung dibuang ke tempat sampah

Selain itu, pemisahan toilet untuk siswa putri dan putra menjadi hal urgen yang perlu dilakukan di sekolah. Pada umumnya, siswa putri memerlukan waktu lebih lama di toilet dibandingkan siswa putra.

Selain itu, siswa putri yang tengah menstruasi perlu mendapat fasilitas toilet yang memadai. Tentu akan sangat tidak nyaman jika siswa putri yang akan mengganti pembalut harus mengantre ke toilet beriringan dengan antrean siswa putra.

Fakta di sekolah, siswa putri yang sedang menstruasi perlu mengganti pembalut dua hingga tiga kali selama berada di sekolah. Karena kondisi toilet yang tidak ramah perempuan, beberapa siswa putri menjadi enggan ganti pembalut di sekolah.

Akhirnya delapan jam memakai pembalut yang sama dan mengganti pembalut di rumah karena tidak nyaman di sekolah. Mengingat hal itu, sangat urgen sekolah menyediakan toilet yang terpisah untuk siswa putri dan putra.

Jumlah toilet di sekolah saat ini belum sepenuhnya sesuai dengan peraturan. Padahal berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1429/MENKES/SK/XII/2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah terkait fasilitas sanitasi sekolah, rasio untuk satu jamban harusnya maksimal dipakai oleh 25 siswa putri dan satu jamban digunakan maksimal 40 siswa putra.

Saat ini rasio ideal toilet sekolah masih jauh dari terwujud. Sekolah lebih mementingkan sarana fasilitas lain daripada penyediaan toilet dengan jumlah yang cukup dan nyaman bagi siswa.

Berdasarkan hal tersebut, perlu ditegaskan bahwa sekolah berkewajiban menyediakan sarana toilet dengan jumlah yang cukup, dilengkapi sarpras penunjang (ventilasi, air bersih, tempat sampah, gantungan), dipisah untuk siswa putri dan putra, dibersihkan secara berkala, dan higienis. Semua siswa juga harus bertanggung jawab memelihara kebersihan setelah menggunakan toilet.

Mari ciptakan Indonesia sehat melalui toilet siswa yang bersih dan nyaman.

Oleh: Teti Taryani, Guru SMKN 1 Tasikmalaya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun