sahabat tengah sakit bertanya:
engkau seorang kelana
wawasanmu melihat buana
apa harus kulakukan?
adakah suling pengobatan?
lalu pesuling menjawab:
dengan apakah semesta alam tercipta?
bukankah semua di alas pada kalam?
kehendakkah yang menjadikan ada?
bukankah suara yang mewujudkan?
maka iman yang disuarakan
terkandung kuasa penciptaan
apatah lagi kuasa penyembuhan
namun jangan lupakan
tiga hal dasar pengobatan
membuang racun
menguat vitalitas
menyerang penyakit
umumnya kita salah berperhatian
berfokus memaham karakter kuman
lalu dicari racun membunuhnya
pun kemudian tidak membuangnya
padahal dasar pertama sungguh utama
lenyapkanlah racun senantiasa
sebagaimana dingin adalah ketiadaan panas
sebagaimana gelap adalah ketiadaan cahaya
sebagaimana jahat adalah kekosongan kasih
maka bersihkan kotor pelita hatimu
dengarkanlah Pesuling Agung
telah kering dagingnya dengan tergantung
diarang hatinya agar menyerap racun
suara sulingnya suara penyembuh
tidakkah sulingnya mengalun indah?
dihampiri hati yang rasa tercampak
dipeluk kau hangat oleh suara harap
kesepianmu pergi
sambil nasihatnya menempelak
dituntun hatimu hampiri cahaya
diisi nadimu dengan jiwanya
didetak jantungmu hentak cintanya
dihembus parumu nafas sulingnya
bak suara langit bangunkan para gembala
suara malak yang mewarta kabar gembira
suara bapa bergetar peluk anak pulang
suara pengampunan yang meluruh semua salah
ia penuh hatimu kasih dan sukacita
bak lengking meroboh tembok jericho
bisik malam guncang terali penjara
tengking wibawa hardik perompak
ia rontok kerak dan tembok hatimu
sebab upah dosa adalah maut
maka dosa harus diserap dan dibuang
maka mautpun kuasanya hilang
olehnya ...
kembali gemilang pelita nyala
hai sobat
aku yang sama kini berbeda
dahulu tuli kini mendengar
dahulu buta kini melihat
dahulu hilang kini ditemukan
dahulu mati kini hidup lagi
kata sahabat pada pesuling:
suara sulingmu kurasa beda
dari suara pesuling lainnya
entah suara Pesuling Agung
tunjukkanlah daku kemana arah
ah...sahabatku
ikutilah suara sulingku pergi
ia menuju pujaan hatiku
jangan takut sahabatku
kau kelak mampu beda
lagunya jauh teramat indah
dan,
suara sulingku buluh kering
tak semewah suara logam
atau tulang berbau daging
sedang suling Pesuling Agung
adalah tubuhnya sendiri
sambil berjalan ke dalam kabut
pesuling mengangkat suling
ditaruh di atas bibir jiwa
dihembuskannya pujian cinta
sulingpun mengalunkan suara
suara yang patut sobatnya turut
jkt, 1707-1508/16
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H