Orang yang berbelanja pada ngelirik, sebagian berbisik-bisik, mungkin dalam hati mereka bilang, "Dasar ndeso, belanja di minimarket saja pakai direkam segala."
Saya langsung pasang muka badak. Mau gimana lagi, rezeki masa ditolak? Udah bersyukur dari sekian banyak masyarakat Cianjur, cuma saya influencer yang terpilih untuk mempromosikan promo dan diskon akhir pekan dari sebuah minimarket sejuta umat ini.
Karena jobnya berupa video reels yang mempromosikan belanja di akhir pekan mendapat banyak keuntungan, maka mau tidak mau pengambilan bahan materi harus diambil saat saya berbelanja di minimarket tersebut. Plus memperlihatkan promo apa saja yang ada.
Beruntung suami mau merekam. Meski awalnya dia juga keberatan karena malunya itu. Tapi karena sayangnya sama istri, toh kegiatan ini juga mendapatkan cuan dan hasilnya sangat membantu perekonomian kami, akhirnya suami bersedia. Kalau saya masang muka badak, suami mah dobel, pasang muka badak sama pasang muka tembok yang tebal.
Kadang jika suami gak bisa, anak bujang saya, Fahmi pun bisa diajak kerja sama. Dengan iming-iming imbalan belanja jajan kesukaan tentunya. Haha...
Selama 15 Minggu saya menjalankan job ini. Bayangkan selama hampir empat bulan saya dan keluarga harus bolak balik ke minimarket, untuk mengambil foto atau video. Tidak bisa nyetok konten sekaligus karena setiap Minggu materi promo selalu berbeda.
Tanggapan dari pihak pegawai minimarket sendiri macam-macam. Ada yang santai, ada yang takjub dan banyak tanya, ada yang antusias sampai menolong merekam kegiatan saya, lalu saling folow aku media sosial. Yang judes gak ketulungan juga ada. Padahal job promosi ini langsung dari manajemen pusatnya. Tapi mereka para pekerja yang di kampung mana tahu, yang ada kami ini dicurigai, dikira mau macam-macam kali.
Pernah di minimarket yang berlokasi di perbatasan Pagelaran Tanggeung, kami mendapatkan perlakuan kurang memuaskan. Yaitu dikira mau macam-macam gara-gara saya belanja, memilih produk yang sedang promo dan divideokan oleh suami berkali-kali diulang. Eeh, kasirnya gak terima. Kami malah disuruh keluar.
Sempat saya jelaskan dan memperlihatkan informasi dari agency terkait job dari klien ini. Atasannya kasir itu bilang mau telepon dulu managernya. Tapi suami keburu ngajak pulang saja. Kami pun memilih minimarket lain yang di kecamatan tempat kami tinggal. Sejak itu kami gak lagi masuk minimarket bermasalah itu. Trauma. Haha...