"Jangan main sama anak nakal. Nanti makin nakal..."
Anak nakal benarkah akan semakin nakal? Obrolan para bocah itu jadi mengingatkan saya akan hadits yang berbunyi:
"Ridho Allah tergantung pada ridho orang tua dan murka Allah tergantung pada murka orang tua."
Apa hubungannya? Bisa jadi setiap anak yang baik, pasti membuat ridho orangtuanya, hal ini akan membuat Allah ridho juga. Tapi setiap anak nakal, kemungkinan besar bikin orangtuanya marah, dan itu akan membuat Allah marah juga.
Jadi biar anak "nakal" mendapatkan ridho Allah, kuncinya ada pada orang tua. Sudahkah orang tua memaafkan anaknya?
Saya pernah baca tapi lupa di mana. Tapi ini saya ingat terus karena saya pun mempraktikkan sendiri. Jadi kalau ada anak baik, otomatis bikin orang tua senang, sayang dan ridho, bukan? Kalau orang tua sudah ridho, maka Allah pun meridhoi, insyaallah keluarga ini jadi keluarga yang berkah, keluarga yang bahagia. Insyaallah si anak baik akan makin baik.
Tapi jika misalkan ada anak (sebut saja) nakal, biasanya akan bikin orang tua jengkel, bahkan murka. Jika orang tua sudah murka, jelas Allah juga murka dan bisa saja keluarga ini jadi tidak harmonis. Kondisi keluarga tidak bahagia bisa menyebabkan anak makin nakal.
Biar anak nakal tidak makin nakal, kuncinya ada pada sikap dan perhatian orang tua. Jadi kalau misalnya ada anak nakal, tapi orang tuanya ridho, Allah pun meridhoi. Kalau sudah mendapatkan ridho-Nya, insyaallah semuanya anak menyenangkan. Termasuk keluarga bahagia yang bisa saja menjadikan anak tadinya nakal tapi karena keluarga nya bahagia maka anak perlahan jadi anak baik.
Masalahnya, bagaimana menjadikan orang tua ridho terhadap anak nakal? Allah menjawab dalam firman Nya QS. At-Taghabun Ayat 14.
"Yaa ayyuhal laziina aamanuuu inna min azwaaji kum wa awlaadikum 'aduwwal lakum fahzaruuhum; wa in ta'fuu wa tasfahuu wa taghfiruu fa innal laaha ghafuurur Rahiim."