QS.At- Taubah 35
"(ingatlah) pada hari ketika emas dan perak dipanaskan dalam neraka jahanam. Lalu dengan itu disetrika dahulu, lambung dan punggung mereka (seraya dikatakan) kepada mereka, "Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri." Maka rasakanlah (akibat dari) apa yang kamu simpan itu."
Seperti dapat pencerahan, saya mantap untuk memberikan semua pernak pernik itu kepada siapapun yang mau dan membutuhkan. Alhamdulillah untuk pakaian, dan aksesoris lainnya di kampung banyak yang mau memakai tanpa mereka lihat gambar dan merek. Sementara perhiasan dan beberapa pajangan lainnya, saya berikan ke teman dan sebagian ada yang dijual lagi oleh adik saya ke anak-anak komunitas motor yang suka dengan aksesoris sejenis.
Sekarang, sepuluh tahun kemudian, saya sudah tinggal di rumah sendiri yang minimalis bersama keluarga kecil saya. Alhamdulillah saya tidak lagi kepikiran untuk menyimpan benda-benda yang hanya diinginkan tapi tidak dibutuhkan. Begitu juga suami memiliki pikiran yang sama dengan saya. Setiap membeli atau mendapat barang baru, maka harus ada barang yang keluar sebagai penyeimbang.
Tidak ada yang salah dengan hobi koleksi, atau apalah istilahnya. Tapi yang harus kita singkirkan adalah jiwa hoard (penimbunan) yang bisa saja jadi pemicu munculnya hoarding disorder dalam diri kita. Jangan sampai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H