Dan benar saja, selanjutnya, saat ia ke pasar sendiri, sepulangnya dari pasar ia membawa beberapa benda unik yang ada tengkorak-tengkoraknya. Ada cincin, gelang tangan dan ikat rambut. Begitu juga ketika ia terbang ke luar negeri, pulang selalu bawa oleh-oleh yang ada kaitannya dengan tengkorak.
"I wonder you like all, skeleton girl..."
Tentu saya sangat senang. Semua benda-benda itu ya simpan baik-baik dan saat senggang saya foto lalu saya upload di blog sendiri yang saat itu masih menggunakan blog keroyokan Multiply.
Banyak yang antusias dengan koleksi saya sampai ada beberapa teman baru yang sengaja kenalan karena merasa aneh dengan hobi saya yang beda dari yang lain, ngumpulin pernak pernik tengkorak.
Karena tengkorak ini pula saya jadi kenal dengan Teh Lia, orang Cianjur beda kecamatan yang menikah dan tinggal di Taiwan beserta suami dan kedua putrinya yang sangat lucu.
Teh Lia baca postingan saya dan ngajak kenalan. Tahu kami sama-sama urang Sunda, dari satu daerah pula maka komunikasi kami lanjut ke SMS dan telepon. Saat itu belum ada aplikasi pesan loh ya.
Tidak disangka, suatu hari saat libur Teh Lia ngajak ketemu dan ia memberikan saya kaos putih dengan selendang yang gambarnya ada tengkoraknya!
"Gak sengaja main di Taichung nemu ini, jadi ingat kamu. Ya udah dibeli aja buat nambahin koleksinya," ujar Teh Lia bikin saya makin senang. Langsung saya foto dan upload ke MP, woro-woro kalau koleksi saya bertambah lagi itemnya.
Saat saya finish contract, semua koleksi tengkorak itu saya paket kirim ke kampung halaman. Baru setelah beberapa bulan di rumah teringat akan benda-benda unik ini. Ibu saya kaget waktu melihat kepala-kepala kecil bentuk tengkorak pada gelutukan saat saya buka kardusnya.
"Untuk apa semua ini? Manfaatnya apa?"
Ibu saya hanya menggeleng waktu saya jelaskan sebagai pengingat kalau kita juga kelak akan seperti itu, jadi tengkorak.