Mohon tunggu...
Okti Li
Okti Li Mohon Tunggu... Freelancer - Ibu rumah tangga suka menulis dan membaca.

"Pengejar mimpi yang tak pernah tidur!" Salah satu Kompasianer Backpacker... Keluarga Petualang, Mantan TKW, Indosuara, Citizen Journalist, Tukang icip kuliner, Blogger Reporter, Backpacker,

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bahagia Tanpa Batas: Perpanjangan Tangan Buku Bacaan Anak Cianjur Selatan

31 Desember 2020   23:44 Diperbarui: 28 April 2021   05:45 563
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahagia bisa mengaji, membaca dan menulis. Dok. Pribadi

"Asyiiik..." sahut mereka serentak. Ah, bahagianya jelas tidak dibuat-buat.

Bahagia bisa mengaji, membaca dan menulis. Dok. Pribadi
Bahagia bisa mengaji, membaca dan menulis. Dok. Pribadi
Usia anak-anak ini beragam, mulai dari anak tiga tahun, sampai usia 17 tahun. Bagi saya ini peluang sekaligus tantangan. Peluang untuk memenuhi kebutuhan mereka yang haus akan bacaan, dan tantangan supaya saya bisa memenuhi kebutuhan buku bacaan mereka, supaya tidak baca buku itu lagi - itu lagi.

Maka diupayakan supaya pengajian anak-anak yang dikelola suami berjalan dan buku bacaan yang saya koleksi pun bisa bermanfaat. Berjalan seimbang antara anak-anak senang mengaji dan gemar membaca.

Wajah mereka selalu tampak bahagia jika saya memberi buku bacaan baru, entah itu buku bekas, atau buku dapat pinjaman lagi.

Kebahagiaan mereka sederhana. Namun bikin mereka bahagia itu yang susah. Dok. Pribadi
Kebahagiaan mereka sederhana. Namun bikin mereka bahagia itu yang susah. Dok. Pribadi
Kami menerapkan pedoman belajar di pondok ngaji ini tidak hanya menitikberatkan pada seputar mengaji dan ibadah saja, tetapi juga memperhatikan dasar-dasar pertumbuhan dan perkembangan anak. Seperti perkembangan moral, perkembangan fisik, daya pikir, daya cipta, sikap serta emosi, bahasa dan komunikasi, yang kesemuanya disesuaikan dengan usia anak.

Mungkin bagi Anda mempunyai sarana pendidikan bagi anak kampung bukan sebuah impian besar. Tapi bagi saya, setelah sekian tahun berjalan teramat sulit dicapai maka impian ini sudah jadi sebuah impian besar. Cita-cita bisa menyediakan buku bacaan anak dengan lengkap tentu saja belum tercapai semua. Banyak keterbatasan sarana prasarana, kurangnya buku bacaan karena keterbatasan dana, sulitnya menerapkan hidup disiplin karena anak sudah terbiasa berada di lingkungan kampung, semua itu menjadi masalah tersendiri.

Koleksi buku bacaan anak lama. Dok. Pribadi
Koleksi buku bacaan anak lama. Dok. Pribadi
Tapi kesempatan tidak akan datang berkali-kali. Saat ada anak yang tertarik membaca, selanjutnya saya manjakan ia dengan buku bacaan yang disukai. Itu lebih baik daripada anak nongkrong tidak karuan, dan mulai kecanduan hal-hal yang negatif, diharapkan anak-anak mengerti jika mengaji dan membaca itu lebih baik. Paling tidak ikut menyukseskan program mencegah anak dari bahaya radikalisasi dan bahaya narkoba dengan adanya program magrib mengaji dan literasi membaca.

Sejak kecil kita diajarkan untuk bisa menjalankan secara seimbang antara hak dan kewajiban. Ketika kita bisa menerima hak sepenuhnya, jangan lupa batas dari hak kita adalah adanya hak orang lain juga. Kita berkewajiban menjaga hak dan bijak menyikapi hak orang lain. Karena itu pastikan apa pun yang kita lakukan bisa membahagiakan orang lain. Bermanfaat untuk umat.

Memang tempat saya tinggal ini jauh akses ke kota. Belum ada masuk ojek online dan turunannya padahal tempat saya tinggal ini masuknya kabupaten penyangga ibukota negara, dan berbatasan dengan ibukota provinsi. Tapi tanpa itu semua saya dan keluarga masih bisa bertahan, sebagaimana keinginan kami untuk bisa menjadi orang yang dibutuhkan dan bermanfaat bagi yang lain. Karena kami yakin dengan memberi manfaat bagi sesama sebanyak mungkin, akan membuat hidup menjadi lebih membahagiakan. Karena bahagia menurut kami adalah ketika orang lain merasakan kebahagiaan itu sendiri dengan sesungguhnya.

Baca juga: Ketapels Berbagi, Donasi Buku ke Taman Baca Setu Rompong

Saya bukan orang kaya. Kebahagiaan yang saya raih, bukan karena harta, tapi lebih kepada bisa jadi perpanjangan tangan antara mereka yang memberi dengan anak-anak di kampung yang sangat membutuhkan. Memastikan kepada para donatur yang menyantuni anak-anak kampung jika apa yang mereka donasikan bisa tepat sasaran. Jika demikian, bukan donatur saja yang merasakan bahagia, tetapi para penerima, sekaligus saya sebagai perpanjangan tangannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun