"Asyiiik..." sahut mereka serentak. Ah, bahagianya jelas tidak dibuat-buat.
Maka diupayakan supaya pengajian anak-anak yang dikelola suami berjalan dan buku bacaan yang saya koleksi pun bisa bermanfaat. Berjalan seimbang antara anak-anak senang mengaji dan gemar membaca.
Wajah mereka selalu tampak bahagia jika saya memberi buku bacaan baru, entah itu buku bekas, atau buku dapat pinjaman lagi.
Mungkin bagi Anda mempunyai sarana pendidikan bagi anak kampung bukan sebuah impian besar. Tapi bagi saya, setelah sekian tahun berjalan teramat sulit dicapai maka impian ini sudah jadi sebuah impian besar. Cita-cita bisa menyediakan buku bacaan anak dengan lengkap tentu saja belum tercapai semua. Banyak keterbatasan sarana prasarana, kurangnya buku bacaan karena keterbatasan dana, sulitnya menerapkan hidup disiplin karena anak sudah terbiasa berada di lingkungan kampung, semua itu menjadi masalah tersendiri.
Sejak kecil kita diajarkan untuk bisa menjalankan secara seimbang antara hak dan kewajiban. Ketika kita bisa menerima hak sepenuhnya, jangan lupa batas dari hak kita adalah adanya hak orang lain juga. Kita berkewajiban menjaga hak dan bijak menyikapi hak orang lain. Karena itu pastikan apa pun yang kita lakukan bisa membahagiakan orang lain. Bermanfaat untuk umat.
Memang tempat saya tinggal ini jauh akses ke kota. Belum ada masuk ojek online dan turunannya padahal tempat saya tinggal ini masuknya kabupaten penyangga ibukota negara, dan berbatasan dengan ibukota provinsi. Tapi tanpa itu semua saya dan keluarga masih bisa bertahan, sebagaimana keinginan kami untuk bisa menjadi orang yang dibutuhkan dan bermanfaat bagi yang lain. Karena kami yakin dengan memberi manfaat bagi sesama sebanyak mungkin, akan membuat hidup menjadi lebih membahagiakan. Karena bahagia menurut kami adalah ketika orang lain merasakan kebahagiaan itu sendiri dengan sesungguhnya.
Baca juga:Â Ketapels Berbagi, Donasi Buku ke Taman Baca Setu Rompong
Saya bukan orang kaya. Kebahagiaan yang saya raih, bukan karena harta, tapi lebih kepada bisa jadi perpanjangan tangan antara mereka yang memberi dengan anak-anak di kampung yang sangat membutuhkan. Memastikan kepada para donatur yang menyantuni anak-anak kampung jika apa yang mereka donasikan bisa tepat sasaran. Jika demikian, bukan donatur saja yang merasakan bahagia, tetapi para penerima, sekaligus saya sebagai perpanjangan tangannya.