Akhir tahun 2017 saya sempat kaget ketika membaca tulisan seorang blogger yang membuat reportase acara peresmian sebuah bioskop di Cianjur. Tepatnya di Ciloto, Cipanas.
Beneran di Cianjur dibangun bioskop? Emang dapat izin? Begitu komentar yang saya tulis di kolom komentar blog sang reporter.
Saya katakan demikian karena saya tahu seumur hidup tinggal di Cianjur, pihak pemerintah daerah Cianjur saat dipegang oleh bupati manapun, belum ada yang "berani" mengetok palu memberikan ruang alias izin mendirikan bioskop.
Lah ini kok tiba-tiba sudah diresmikan, oleh wakil gubernur Jawa Barat pula, yang saat itu dipegang sang aktor Deddy Mizwar, bersama Bupati Cianjur Irvan Rivano Muchtar. Ke mana saja saya selama ini? Atau pembangunan ini diam-diam saja?
Kepenasaran saya terjawab beberapa hari kemudian.
Ada audiensi antara pihak manajemen bioskop dengan masyarakat setempat. Mediasi itu ditengahi oleh wakil bupati Herman, dan pihak Polres Cianjur.
Mediasi termasuk alot. Lebih dari 4 jam mufakat belum juga tercapai. Tokoh agama dan masyarakat sekitar bioskop mengecam jika izin mendirikan bioskop itu bodong.
Yang paling tidak diterima warga adalah adanya pelanggaran telak yang dilakukan pengusaha yang diduga telah memalsukan izin dan tanda tangan warga sekitar. Padahal lokasi bioskop itu berhadapan langsung dengan masjid dan sekolah.
Saat itu fix perwakilan pihak pengusaha bioskop tidak dapat menunjukkan izin lengkap. Berujung kesepakatan kepolisian akhirnya mencabut izin operasional bioskop yang baru saja diresmikan di Ciloto, Cipanas tersebut.
Tidak ada bioskop apakah lantas membuat masyarakat Cianjur terkatung-katung? Tentu tidak. Ada banyak hal positif lain yang bisa jadi sarana edukasi bagi anak dalam hal soal perfilman.