Suatu waktu orang tua wajib memarahi anak, jika anak melakukan suatu kesalahan yang sama dan berulang. Tetapi jika memarahi anak harus melihat situasi dan kondisi misalnya anak lagi bersama temannya atau anak sedang berada di tempat umum jangan langsung memarahinya. Karena anak akan merasa malu dan minder dan rendah diri dan ini akan membuat anak bisa kehilangan percaya diri, anak takut melakukan hal-hal yang baru, serta mengalami tekanan dan depresi, serta trauma. Kata-kata yang keluar dari mulut orang tua saat marah seperti bodoh, nakal, tidak tahu diri dan julukan negatif lainnya, seharusnya tidak digunakan orang tua.
Hasil riset di Amerika yang mengungkapkan bahwa, jika orang tua memarahi putra-putrinya yang berusia 13 tahun dan 14 tahun akan berisiko memiliki masalah perilaku dan emosi saat dewasa nanti. Anak cenderung memiliki perilaku negatif di sekolah seperti mencuri, sering berbohong, suka berkelahi dan lain sebagainya.
6. Mendoakan keburukan kepada anak
Kadang kala orang tua mendoakan anak-anaknya dengan hal yang tidak baik ketika melakukan suatu kesalahan. Seharusnya orang tua menjadi figure/sosok yang baik anak-anak, karena orang tua yang paling dekat dengan anak. Untuk dasar itulah orang tua hendaknya menjadi sahabat sekaligus menjadi tempat anak-anak berkeluh kesah.
7. Membandingkan anak dengan anak orang lain
Banyak orang tua yang membandingkan anaknya dengan anak orang lain.
Ada 2 alasan megapa orang tua membanding-bandingkan anaknya.
a. Karena orang tua sangat mengharapkan yang terbaik dari anaknya
   Ada indikasi bahwa orang tua kurang memahami  indifidual difference(perbedaan individu), dimana setiap anak itu berbeda, baik     fisik, karakter maupun talenta.
   Harus disadari bahwa dengan membanding-bandingkan anak sendiri  dengan anak orang lain secara tidak langsung orang tua        menjatuhkan mental anak. Hal ini juga menunjukan bahwa orang tua tidak  melihat anak secara utuh. Orang tua hanya terpaku       melihat  sisi kekurangan anak, sehingga terkesan bodoh padahal anak sebenarnya mempunyai kemampuan lain yang jauh lebih      hebat dibanding teman-temannya. Oleh karena itu orang tua semestinya berupaya sungguh-sungguh menggali potensi anak dan    memberi rasa nyaman pada anak.
b. Terlalu protektif (overprotektif)