Mohon tunggu...
Tessa Aprilla Dwi
Tessa Aprilla Dwi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar/Mahasiswa

Saya akan menyajikan topik mengenai pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengaruh Komunikasi Interpersonal Terhadap Kesehatan Mental

7 Januari 2025   00:04 Diperbarui: 7 Januari 2025   00:04 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesehatan adalah suatu hal yang sangat berpengaruh bagi manusia. Dengan mempunyai kesehatan dapat membuat manusia melakukan rutinitas kehidupan dengan baik. Adapun sesuai dengan Undang-Undang Pokok Kesehatan Nomor 9 Tahun 1960 dalam pasal 2 dijelaskan bahwa kesehatan yang dimaksud itu terdiri dari kondisi kesejahteraan fisik, mental, dan sosial dan tidak cuma perihal lepas dari sakit, disabilitas dan kekurangan. Oleh karena itu, perlu untuk kita sebagai manusia juga nenjaga didalam jiwa kita, yaitu menjaga kesehatan mental kita yang dimana itu juga sangat penting.

Menjadi pribadi terkadang manusia diselubungi dengan persoalan yang bersangkutan dengan perasaan sedih, takut, terkekang yang mengakibatkan persoalan yang lebih berdampak luas lagi maka dari itu dapat mengakibatkan ketidaksehatan psikologis diri pribadi tersebut dan dapat mempengaruhi pada ketidaksehatan  jasmani juga. Ketidaksehatan psikologis pribadi dapat terlihat dari bagaimana ketidakcakapan seseorang dalam berhubungan sosial dengan lingkungan sekitar dan ketidakmampuan individu dalam penerimaan diri. Dengan ini diperlukan adanya teknik untuk mencari informasi dengan individu yang berkenaan dengan ketidaksehatan psikologis ini dapat dilakukan dengan cara komunikasi yang efektif.

Komunikasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesi (2003) adalah pemberian dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sampai pesan yang dikehendaki dapat diketahui. Cara agar komunikasi dapat mendalam yaitu dengan komunikasi secara tatap muka adalah salah satu tipe komunikasi interpersonal.

R. Wayne Pace (1979) mengutarakan bahwa komunikasi antarpribadi atau interpersonal communication adalah cara komunikasi yang berlangsung antara dua orang atau lebih secara tatap muka dimana pengirim dapat memberitahukan pesan secara langsung dan penerima pesan dapat menerima dan menjawab secara langsung. Jadi dapat dinilai  bahwa komunikasi interpesonal adalah cara  komunikasi dua orang secara pribadi dengan adanya pertukaran informaasi yang dilangsungkan oleh komunikan dan komunikator. Agar komunikasi tidak bersifat tidak statis, karena itu komunikasi interpersonal gunakan sebagai komunikasi yang efektif oleh manusia. Adapun ciri-ciri dari komunikasi interpersonal yaitu:

  • 1.Komunikasi verbal dan non verbal.
  • 2.Mencakup perilaku tertentu, adapun perilaku yang dimaksud antara lain:

-perilaku spontan (spontaneous behaviour)

perilaku yang dikarena desakan emosi dan tanpa sensor serta revisi secara kognitif.

-perilaku menurut kebiasaan (script behaviour)

perilaku yang di pelajari dari kebiasaan sehari-hari.

-perilaku sadar (contrived behaviour)

perilaku yang dianggap sesuai dengan keadaan yang ada.

  • 3.Komunikasi yang berproses pengembangan.
  • 4. Mengandungkan umpan balik, interaksi, dan koherensi.
  • 5.Komunikasi interpersonal berjalan menurut peraturan tertentu.
  • 6.Komunikasi interpersonal merupakan kegiatan aktif.
  • 7.Komunikasi interpersonal saling mengubah.

Komunikasi interpersonal pada asasnya bersifat aktif, bukan pasif, yang berarti komunikasi dilangsungkan oleh komunikan dan komunikator dan didalamnya tidak hanya berisi penerimaan pesan saja. Namun bersifat dua arah akibatnya adanya reaksi (feedback) dan dampak dari komunikasi yang sudah dilakukan. Berkenaan dengan fungsi dari komunikasi interpersonal ini diantaranya yaitu:

1.Untuk mengenal diri sendiri dan orang lain.

2.Untuk komunikasi antar pribadi memungkinkan untuk kita mengetahui lingkungan kita secara baik.

3.Untuk menciptakan dan memelihara hubungan yang baik antar personal.

4.Untuk mengubah sikap dan perilaku.

5.Untuk bermain dan mencari hiburan dengan berbagai kesenangan pribadi.

6.Untuk membantu orang lain dalam menyelesaikan masalah. (Canggara: 2004:56 )

Ada orang perseorangan yang terbelit untuk membagikan motivasi, semangat, dan anjuran pada individu untuk mengubah konsepsi, perasaan bahkan sikap sesuai dengan apa yang mewujudkan percakapan bersama dalam memodifikasi dan memajukan individu melewati interaksi komunikasi. Adapun faktor yang mempengaruhi pada komunikasi interpersonal diantaranya yaitu:

1.Self concept (konsep diri)

faktor yang paling penting yang memengaruhi komunikasi dengan orang lain.

2.Ability

Adanya kemampuan untuk menjadi pendengar yang baik, keterampilan yang mendapat sedikit perhatian

3.Skill experience

Kemampuan untuk mengekspresikan pikiran dan ide-ide.

4.Emotion

Kemampuan individu dalam mengatasi emosinya, dengan cara konstruktif (berusaha memperbaiki kemarahan)

5.Self disclousure

Adanya keinginan untuk berkomunikasi kepada orang lain secara bebas dan terus terang.

Komunikasi interpersonal yang efektif menurut Hurlock (2014) & Saudia (2019) adalah mempunyai keterusterangan, memiliki rasa peduli, perilaku yang baik, kesetaraan, memiliki keyakinan dan berorientasi kepada orang lain. kompetensi interpersonal seseorang yang menurut Buhrmester kemampuan ini menciptakan interaksi dan komunikasi yang berhasil sehingga hubungan antar individu berjalan dengan baik adalah pengaruh dari hubungan dan komunikasi interpersonal. Resiko seperti depresi, cemas dalam bersosialisasi, ketidakmampuan dalam menetapkan tujuan, serta kecanduan obat terlarang karena kesulitan dalam mengatasi permasalahannya merupakan ciri individu yang rentan terkena dengan kemampuan komunikasi interpersonal rendah.

Orang yang memiliki mental sehat berarti mampu dalam menahan diri dari tekanan-tekanan yang datang dari dirinya sendiri dan lingkungannya dan mental yang sehat tidak akan mudah terganggu oleh stressor (penyebab terjadinya stress). Dalam menumbuhkan kesehatan mental pada komunikasi interpersonal dapat dilakukan dengam konseling behavioristik. Pendekatan behavioral merupakan pandangan ilmiah tentang tingkah laku manusia. Pendekatan ini memandang perilaku yang justru sebagai hasil belajar dari lingkungan. Dengan konseling behavioristik dapat membantu klien untuk belajar cara bertindak yang baru dan pantas atau membantu untuk memodifikasi atau menghilangkan tingkah laku yang berlebih. Adapun peran konselor dalam konseling behavioristik diantaranya yaitu:

1.Menyebutkan tingkah laku maladaptip.

2.Memilih tujuan-tujuan yang masuk akal.

3.Membantu mngarahkan dan membimbing keluarga untuk merubah tingkah laku yang tak sesuai.

Apabila tidak dilaksanakan komunikasi efektif dengan komunikasi interpersonal, maka keseluruhan proses konseling behavioristik yang dilaksanakan tidak akan dapat berlangsung. Karena bentuk dari konseling behavioristik ini bertujuan menggali informasi pada individu secara menyeluruh secara pribadi. Adapun tahapan komunikasi interpersonal dalam konseling ini diantaranya yaitu:

1.Asesmen

2.Menentukan Tujuan

3.Mengimplementasikan Teknik

4.Mengakhiri Konseling

bahwa yang dimaksud dengan konseling behavioral adalah sebuah proses konseling (bantuan) yang diberikan oleh konselor kepada klien dengan menggunakan pendekatan-pendekatan tingkah laku (behavioral), dalam hal pemecahan masalah-masalah yang dihadapi serta dalam penentuan arah kehidupan yang ingin dicapai oleh diri klien.

Kesimpulan

Dengan ini dapat disimpulkan bahwa keterkaitan antara komunikasi interpersenol dengan kesehatan mental ini terletak pada bagaimana seorang individu memiliki keterampilan pada komunikasi interpersonalnya yang tinggi. Karena pada dasarnya jika seorang individu yang memiliki keterampilan komunikasi yang rendah dapat memiliki dampak pada kesehatan mentalnya seperti rentan terkena depresi, kecemasan dalam bersosialisasi, ketidakmampuan diri untuk menetapkan tujuan serta kecanduan pada penggunaan obat-obat terlarang. Hal itu dapat terjadi karena terletak pada bagaimana individu juga dalam menyikapi, seperti kurangnya keterbukaan yang membuat individu cenderung untuk menutup diri dan malu pada saat komunikasi interpersonal. Oleh karena itu, untuk mencegah memburuknya kesehatan mental pada individu, diharapkan individu memiliki komubukasi interpersonal yang baik agar dapat mampu menyampaikan ide atau pikiran kepada orang lain, mampu menerima dan memahami informasi baik secara verbal maupun non verbal, serta yakin pada dirinya sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun