Aroma udara pagi akan bercampur dengan aroma petrichor akibat dari ladang ladang yang disirami oleh petani disana. Aroma rumput yang segar seakan menghipnotis jiwa dalam sesaat.
Kalau siang tiba, udara di sana sudah mulai sejuk. Sinar matahari malu malu mengintip dari awan yang bukan lagi di atas kepala kita. Semakin sore, kabut dan awan semakin meninggi dan seakan akan menutupi sebagian tubuh Dusun ini. Seakan dapat diraih dan meminta untuk di raih. Berbeda lagi kalau Dusun sudah mulai senja.
Setiap hari rasanya baru karena melihat alam di sudut dusun ini serasa berbeda setiap kali kita menikmatinya.Â
Dusun Jarak Ijo, dusun terpencil yang ternyata menyimpan pemandangan alam untuk kita sewaktu-waktu. Semoga kedepannya dusun ini bisa setenar saudara kandungnya, Desa Ngadas. Dengan pesona alam yang menawan, dapat mengantarkan kita kepada rasa syukur memiliki tanah air seindah ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H