Mohon tunggu...
Tesalonika Hasugian
Tesalonika Hasugian Mohon Tunggu... Penulis - Host Foodie

Menyelami komunikasi pada bidang multidisipliner.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Trauma Dumping: Ketika Media Sosial Dijadikan Buku Diary

31 Januari 2025   10:35 Diperbarui: 31 Januari 2025   10:35 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bedanya lagi, trauma dumping cenderung berulang. Hari ini curhat soal luka batin, besok curhat lagi soal hal yang sama, tanpa ada usaha mencari solusi. 

Akhirnya, bukan hanya dirinya yang terjebak di lingkaran emosi negatif, tapi juga orang lain yang terus-terusan "dipaksa" menyerap beban emosional tersebut.

Apakah Kita Sadar Saat Melakukan Trauma Dumping?

Fenomena ini semakin sering terjadi di media sosial, tapi nggak semua orang sadar. Memang, berbagi pengalaman hidup bisa memberi inspirasi, tapi ada batasan agar nggak malah jadi beban bagi diri sendiri maupun orang lain. 

Jadi, sebelum curhat di media sosial, coba tanya diri sendiri, "Apakah aku mencari solusi, atau hanya ingin melampiaskan tanpa arah?"

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun