Lalu, bagaimana kita bisa mengubah kebiasaan ini?Â
Transformasi budaya memang tidak instan, tapi bisa dimulai dari langkah sederhana seperti meningkatkan kesadaran publik lewat edukasi, membangun disiplin kolektif melalui kampanye nasional, dan memastikan penegakan aturan yang tegas di tempat umum.
Contohnya, ketika seseorang mencoba menyelip dalam antrean, kita bisa dengan sopan menegurnya. Misalnya, dengan mengatakan, "Maaf, antreannya dimulai dari belakang, ya." Komunikasi seperti ini mungkin tidak langsung mengubah kebiasaan, tetapi setidaknya dapat memberikan efek jera dan mengingatkan pentingnya aturan.
Selain itu, media massa juga dapat berperan dengan membuat iklan layanan masyarakat yang mengangkat tema pentingnya antri. Misalnya, video pendek yang menunjukkan bagaimana antri dapat menciptakan kenyamanan bersama, dibandingkan dengan kekacauan akibat pelanggaran aturan.
Pada akhirnya, antri bukan hanya tentang urutan atau giliran, tetapi juga tentang menghargai hak orang lain dan membangun masyarakat yang lebih tertib. Jika setiap individu mau memulai perubahan dari diri sendiri, budaya antri yang disiplin dan adil bukan lagi sekadar harapan, melainkan kenyataan. Yuk, mulai sekarang kita jadikan antri sebagai kebiasaan keren yang mencerminkan rasa tanggung jawab dan kecerdasan kita sebagai bangsa Indonesia!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI