Mohon tunggu...
Tesalonika Hasugian
Tesalonika Hasugian Mohon Tunggu... Lainnya - Host Foodie

Menyelami komunikasi pada bidang multidisipliner.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Kenali Tanda Anak Mengalami Masalah Komunikasi dengan Orangtua

27 Januari 2025   07:11 Diperbarui: 27 Januari 2025   07:11 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak Berkomunikasi dengan Orangtua (Sumber: Unsplash)

Komunikasi yang sehat antara anak dan orang tua adalah fondasi penting dalam membangun hubungan yang harmonis di keluarga. 

Sayangnya, tidak semua keluarga memiliki komunikasi yang ideal. Ada kalanya, anak-anak merasa sulit berbicara dengan orang tua mereka, dan jika ini dibiarkan, bisa memengaruhi hubungan jangka panjang. 

Berikut beberapa tanda yang mungkin menunjukkan bahwa anak mengalami masalah komunikasi dengan orang tua.

1. Anak Merasa Tidak Didukung

Anak-anak yang merasa tidak didukung cenderung menarik diri dari interaksi dengan orang tua. 

Mereka mungkin merasa bahwa apa pun yang mereka lakukan tidak pernah cukup baik atau selalu salah di mata orang tua. 

Perasaan ini bisa muncul karena orang tua terlalu sering mengkritik atau jarang memberikan apresiasi. 

Misalnya, ketika anak berhasil meraih prestasi kecil, seperti mendapatkan nilai bagus di sekolah, tapi orang tua menganggap itu hal biasa tanpa memberikan pujian.

2. Anak Kesulitan Berbicara dengan Jujur

Salah satu tanda utama komunikasi buruk adalah ketika anak merasa tidak nyaman untuk berbicara jujur. Mereka mungkin takut akan reaksi negatif, seperti marah atau dihakimi, sehingga memilih untuk menyembunyikan perasaan atau masalah mereka. Dalam jangka panjang, kebiasaan ini dapat menciptakan jarak emosional yang sulit diperbaiki.

3. Respons Orangtua Kurang Relevan

Anak sering merasa tidak didengarkan ketika respons yang diberikan orang tua tidak sesuai dengan apa yang mereka sampaikan. 

Contohnya, saat anak berbicara tentang masalah di sekolah, tetapi respons yang diterima hanya berupa ceramah panjang tanpa solusi konkret. 

Hal ini membuat anak merasa bahwa orang tua tidak benar-benar peduli dengan apa yang mereka rasakan.

4. Malas Menghabiskan Waktu Bersama Orang Tua

Ketika komunikasi antara anak dan orang tua buruk, anak cenderung menghindari interaksi langsung. 

Mereka mungkin lebih memilih menghabiskan waktu di kamar, bermain gadget, atau bersama teman-teman daripada duduk dan berbincang dengan keluarga. 

Sikap ini sering disalahartikan sebagai "anak yang cuek," padahal sebenarnya ada masalah komunikasi yang perlu diperbaiki.

5. Komunikasi Selalu Berujung Pertengkaran

Jika setiap pembicaraan berakhir dengan pertengkaran, ini adalah tanda jelas bahwa ada sesuatu yang salah dalam pola komunikasi keluarga. 

Anak mungkin merasa frustrasi karena pendapatnya tidak dianggap, sementara orang tua merasa anak terlalu keras kepala. 

Ketidakseimbangan ini bisa memicu konflik terus-menerus yang melelahkan bagi kedua pihak.

Ketika Pola Komunikasi Buruk Sudah Menghantui Hubungan dengan Anak, Lalu Bagaimana Mengatasinya?

Jika tanda-tanda di atas muncul dalam hubungan Anda dengan anak, tidak ada kata terlambat untuk memperbaikinya. Berikut beberapa langkah sederhana yang bisa dilakukan:

  • Mendengarkan tanpa menghakimi: Saat anak berbicara, dengarkan dengan hati terbuka tanpa langsung memberikan kritik.
  • Berikan apresiasi: Jangan ragu untuk memuji anak atas usaha dan pencapaiannya, sekecil apa pun itu.
  • Bangun waktu berkualitas: Sisihkan waktu khusus untuk melakukan aktivitas bersama tanpa gangguan gadget.
  • Latih empati: Cobalah melihat situasi dari sudut pandang anak untuk memahami perasaan mereka.
  • Jaga emosi: Hindari membentak atau memaksakan kehendak dalam setiap percakapan.

Membangun komunikasi yang sehat memang membutuhkan waktu dan usaha dari kedua belah pihak. 

Namun, dengan niat yang tulus dan langkah yang konsisten, hubungan yang lebih baik antara anak dan orang tua pasti dapat tercapai.

Anak yang merasa didengar dan dihargai akan lebih terbuka dalam berbagi cerita dan perasaan mereka. 

Sebaliknya, komunikasi yang buruk hanya akan menciptakan jarak yang semakin lebar. 

Mari mulai menjaga komunikasi dalam keluarga agar anak-anak tumbuh dengan rasa percaya diri dan kasih sayang yang utuh.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun