Itu membuat saya berpikir: apakah mereka terlalu memaksakan keinginan pribadinya kepada si anak?
Masa Kecil yang Tak Bisa Diulang
Pernah saya melihat seorang Ibu yang meminta anaknya untuk mengulang-ulang sebuah adegan lucu hanya demi video yang 'sempurna'. Saat itu memang tidak ada yang salah. Tapi ketika melihat wajahnya yang mulai lelah, aku sadar ada sesuatu yang keliru.
Masa kecil adalah waktu untuk bermain, belajar, dan menikmati hidup tanpa tekanan. Jika mereka terus menerus menjadikan anak sebagai konten, khawatir dia akan kehilangan kebebasannya.Â
Suatu hari nanti, aku tidak ingin mendengar anakku berkata, "Kenapa semua cerita hidup tentangku ada di internet tanpa kutahu?"
Kalau Mau Diekspos, Bagaimana Cara Menyeimbangkannya?
Orang tua tidak akan berhenti sepenuhnya membagikan momen anak di media sosial. Namun, orang tua yang peduli akan momen anak akan lebih bersikap bijak.
Apakah ini akan melanggar privasinya? Apakah dia akan merasa nyaman dengan ini di masa depan?Â
Dengan begitu, orang tua bisa mulai membatasi informasi pribadi yang diunggah. Misalnya, tidak lagi menyebutkan nama sekolahnya atau lokasi kami saat ini. Si anak juga wajib menggunakan pakaian dalam guna menghindari penggunaan foto yang seleweng.
Mari, Mengutamakan Anak Dibandingkan Unggahan Semata
Menjadi orang tua di era digital memang penuh tantangan. Ingin melihat anak tumbuh merasa bangga dan nyaman dengan dirinya sendiri, tanpa merasa terbebani oleh ekspektasi dunia maya.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!