Mohon tunggu...
Tesalonika Hasugian
Tesalonika Hasugian Mohon Tunggu... Penulis - Host Foodie

Menyelami komunikasi pada bidang multidisipliner.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

Mengapa Kita Lebih Konsisten Mencari Informasi Lewat AI Daripada Buku?

27 Desember 2024   09:44 Diperbarui: 27 Desember 2024   09:50 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cari Informasi lewat AI (Sumber: Unsplash/Solen Fevissa)

Kecerdasan buatan (AI) telah menjadi bagian integral dalam kehidupan sehari-hari kita. Banyak orang lebih sering mencari solusi melalui teknologi ini daripada membaca buku untuk mendapatkan informasi. 

Meskipun buku tetap menjadi sumber pengetahuan yang tak ternilai, beberapa faktor membuat AI lebih konsisten dicari. Menurut saya inilah 5 alasan utama mengapa kita lebih memilih AI daripada buku.

1. Kecepatan dan Kemudahan Akses

Salah satu alasan utama mengapa AI lebih sering dicari dibandingkan buku adalah kecepatan dan kemudahan akses yang ditawarkan. Dengan hanya beberapa ketukan di perangkat, AI dapat memberikan jawaban dalam hitungan detik. 

Sebagai contoh, jika kita ingin tahu cuaca hari ini atau mencari definisi suatu istilah, AI langsung memberikan informasi yang kita butuhkan. Di sisi lain, membaca buku membutuhkan waktu yang lebih lama. 

Kita harus mencari bab atau bagian yang relevan, membaca teks secara penuh, dan kemudian memahami informasi tersebut. Di dunia yang serba cepat ini, kecepatan adalah segalanya, dan AI memenuhi kebutuhan tersebut dengan sangat baik.

2. Personalisasi dan Adaptasi

AI tidak hanya memberikan informasi yang relevan, tetapi juga dapat beradaptasi dengan preferensi dan kebutuhan pengguna. Layanan AI, seperti asisten virtual atau mesin pencari, bisa belajar dari kebiasaan dan pertanyaan kita sebelumnya, lalu memberikan jawaban atau rekomendasi yang lebih disesuaikan dengan keinginan kita. 

Misalnya, algoritma pencarian di Google dapat menampilkan hasil yang lebih sesuai dengan pencarian kita sebelumnya, sementara aplikasi seperti YouTube atau Spotify menyarankan konten berdasarkan histori penggunaan kita. 

Buku, meskipun penuh wawasan, tidak memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan cara yang sama. Proses pencarian dalam buku sering kali lebih statis, tanpa penyesuaian terhadap kebutuhan pembaca. Inilah yang membuat AI lebih menarik dan lebih mudah diakses, karena memberikan pengalaman yang lebih personal.

3. Keterbatasan Waktu dan Kebutuhan Praktis

Kita hidup di dunia yang serba sibuk, dan kebanyakan orang tidak memiliki waktu luang untuk membaca buku secara mendalam. Membaca buku memerlukan komitmen waktu yang lebih besar, sementara AI memberikan jawaban cepat dalam waktu singkat. 

Ketika seseorang membutuhkan informasi mendesak, entah itu untuk pekerjaan dan studi. Bahkan jika ingin memenuhi rasa ingin tahu, AI menyediakan solusi instan. 

Jika dibandingkan dengan mencari informasi dalam buku, yang membutuhkan lebih banyak usaha dan waktu, AI jelas lebih praktis dan efisien. Ini terutama berlaku di zaman di mana kita semakin terbiasa dengan kecepatan dan kenyamanan yang ditawarkan oleh teknologi.

4. Interaktivitas yang Lebih Tinggi

AI menawarkan tingkat interaktivitas yang jauh lebih tinggi daripada buku. Buku adalah media satu arah; penulis memberikan informasi, dan pembaca harus menyerapnya. Di sisi lain, AI memungkinkan komunikasi dua arah, di mana pengguna bisa mengajukan pertanyaan lanjutan atau meminta klarifikasi. 

Hal ini membuat pengalaman menggunakan AI jauh lebih dinamis. Misalnya, dalam interaksi dengan asisten virtual atau chatbot, kita bisa bertanya lebih lanjut, meminta penjelasan lebih detail, atau bahkan mengubah pencarian sesuai keinginan. 

AI juga dapat memberikan informasi secara lebih terstruktur atau dalam format yang lebih mudah dipahami, seperti gambar, diagram, atau video. Buku tidak dapat memberikan pengalaman interaktif seperti ini, yang membuat AI lebih menarik bagi banyak orang.

5. Keterbatasan Fokus dan Konsentrasi

Di tengah kehidupan yang serba cepat dan berbagai distraksi digital, konsentrasi menjadi tantangan tersendiri bagi banyak orang. Membaca buku memerlukan tingkat konsentrasi yang tinggi dan waktu yang tidak sedikit, sementara AI sering kali memberikan informasi dalam potongan kecil yang lebih mudah dicerna. 

Ini sangat sesuai dengan kecenderungan perhatian yang lebih pendek (short attention span) yang dimiliki banyak orang saat ini. Alih-alih menyelami sebuah buku yang panjang dan mendalam, orang lebih cenderung memilih informasi singkat yang langsung mengarah ke poin utama. 

AI memberikan jawaban atau penjelasan yang langsung dan ringkas, tanpa memerlukan konsistensi waktu yang lama, yang semakin disukai oleh generasi muda yang terbiasa dengan konten cepat dan mudah diakses.

Seberapa lama waktu yang dibutuhkan oleu kamu untuk mengakses AI dan buku?

Meskipun buku memiliki keunggulan dalam memberikan pengetahuan yang mendalam dan wawasan yang luas, AI menawarkan banyak keuntungan yang menjadikannya lebih sering dicari dalam kehidupan sehari-hari.

Kecepatan, kemudahan akses, personalisasi, interaktivitas, dan kesesuaian dengan gaya hidup modern adalah beberapa alasan mengapa kita lebih konsisten mencari AI daripada buku. 

Namun, penting untuk diingat bahwa meskipun AI memberikan solusi cepat dan praktis, buku tetap memiliki nilai yang tak tergantikan dalam memperkaya pemahaman dan memberikan kedalaman berpikir. Seiring dengan perkembangan teknologi, kita perlu menjaga keseimbangan antara memanfaatkan kemudahan AI dan mengambil manfaat dari proses berpikir kritis yang hanya dapat diperoleh melalui membaca buku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun