Mencari pekerjaan di zaman sekarang bisa dibilang tak semudah yang dibayangkan, terlebih bagi para fresh graduate.Â
Terlepas dari gelar akademik atau kemampuan teknis yang dimiliki, ada banyak cara yang ditempuh oleh pencari kerja untuk mendapat posisi yang diinginkan.Â
Salah satu dilema yang sering dihadapi oleh banyak pencari kerja muda adalah, apakah lebih baik mencari lewat ordal (orang dalam) atau mengikuti job fair yang diselenggarakan oleh berbagai perusahaan?Â
Fenomena ini tentu menarik untuk dibahas, mengingat keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Sebelum membahas lebih jauh, ada baiknya kita memahami dulu apa itu ordal dan job fair. Ordal adalah istilah yang mengacu pada cara mencari pekerjaan dengan bantuan atau rekomendasi dari seseorang yang sudah ada di dalam perusahaan tersebut.Â
Biasanya, orang dalam ini bisa berupa teman, kerabat, atau kenalan yang memiliki koneksi yang kuat dengan perusahaan yang sedang membuka lowongan.Â
Jadi, dengan bantuan orang dalam, pelamar kerja bisa mendapatkan akses lebih cepat ke proses seleksi dan bahkan lolos tanpa harus melalui tahapan tes yang rumit.
Sedangkan di sisi lain, job fair adalah acara yang diselenggarakan oleh penyelenggara atau perusahaan untuk mempertemukan pencari kerja dengan berbagai perusahaan yang sedang membuka lowongan.Â
Berbeda dengan di job fair, pelamar bisa langsung mengunjungi stan perusahaan, menyerahkan CV, dan mungkin mengikuti wawancara singkat. Banyak perusahaan besar maupun kecil berpartisipasi dalam job fair untuk mencari calon karyawan. Job fair menjadi alternatif yang lebih terbuka dan inklusif karena siapa saja yang berminat bisa mengikuti acara ini, tanpa memerlukan koneksi khusus.
Kelebihan dan Kekurangan Ordal
Bagi sebagian orang, ordal dianggap sebagai jalur yang lebih cepat dan efisien dalam mendapatkan pekerjaan. Dengan bantuan orang dalam, pelamar bisa langsung masuk dalam lingkaran perekrutan tanpa harus bersaing dengan banyak pelamar lainnya.Â
Ini tentu memberi peluang lebih besar untuk mendapatkan pekerjaan, terutama di perusahaan besar atau bergengsi. Koneksi yang kuat di dunia kerja memang sering kali menjadi senjata utama yang tak bisa diabaikan.
Namun, di balik keuntungan tersebut, ada sisi gelap yang tak jarang muncul. Salah satunya adalah masalah keadilan.Â
Proses rekrutmen melalui ordal terkadang terkesan tidak transparan dan lebih mengedepankan kedekatan pribadi dibandingkan dengan kemampuan atau kualifikasi yang dimiliki pelamar.Â
Ini bisa menimbulkan ketidakadilan, terutama bagi mereka yang tidak memiliki koneksi atau rekomendasi dari orang dalam. Selain itu, banyak yang merasa bahwa ordal cenderung mengabaikan prinsip meritokrasi, yang seharusnya menjadi dasar dalam memilih karyawan.
Kelebihan dan Kekurangan Job Fair
Berbeda dengan ordal, job fair menawarkan kesempatan yang lebih transparan dan adil. Di job fair, pelamar bisa langsung bertemu dengan perusahaan dan menunjukkan kemampuan mereka secara langsung.Â
Setiap peserta memiliki kesempatan yang sama untuk melamar pekerjaan, tanpa harus bergantung pada koneksi pribadi. Selain itu, acara ini juga memberi kesempatan untuk mengetahui lebih banyak informasi tentang perusahaan dan lowongan yang tersedia, sehingga pelamar bisa memilih dengan lebih bijak.
Namun, meskipun lebih terbuka, job fair juga memiliki tantangan tersendiri. Salah satunya adalah persaingan yang ketat. Di job fair, ada banyak pencari kerja yang datang, dan mereka semua berlomba-lomba untuk mendapatkan perhatian perusahaan.Â
Terkadang, proses seleksi bisa sangat singkat dan tidak mendalam, hanya sebatas wawancara 5-10 menit yang tidak memberikan kesempatan bagi pelamar untuk benar-benar menunjukkan kemampuan mereka.Â
Belum lagi, beberapa perusahaan hanya mengambil CV tanpa memberikan kesempatan untuk wawancara langsung, membuat peluang untuk dipanggil lebih kecil.
Selain itu, beberapa pelamar merasa bahwa job fair tidak selalu memberi kesempatan bagi mereka yang memiliki pengalaman atau keahlian spesifik, karena banyak perusahaan lebih memilih untuk mempekerjakan fresh graduate yang lebih mudah untuk dilatih.Â
Hal ini tentu menjadi tantangan bagi mereka yang sudah berpengalaman di bidang tertentu dan berharap mendapatkan posisi yang lebih senior.
Ordal vs Job Fair: Mana yang Lebih Cocok untuk Gen Z?
Untuk para Gen Z yang baru memulai perjalanan karier mereka, pilihan antara ordal atau job fair memang tergantung pada banyak faktor.Â
Jika kamu memiliki koneksi atau kenalan yang bekerja di perusahaan yang sedang membuka lowongan, menggunakan jalur ordal bisa jadi pilihan yang cepat dan efektif. Koneksi tersebut bisa membuka banyak pintu dan memberi kesempatan untuk langsung masuk ke proses seleksi.
Namun, jika kamu tidak memiliki koneksi atau ingin mendapatkan pengalaman lebih banyak, job fair adalah pilihan yang lebih aman. Meskipun persaingannya ketat, kamu memiliki kesempatan untuk mengeksplorasi berbagai peluang pekerjaan dari berbagai perusahaan.Â
Selain itu, kamu bisa bertemu langsung dengan perekrut dan mengajukan pertanyaan yang dapat membantumu memahami lebih baik budaya kerja perusahaan tersebut.
Bagi Gen Z yang lebih mengutamakan keadilan dan transparansi, job fair bisa menjadi jalan yang lebih cocok. Dengan ikut serta di job fair, kamu bisa menunjukkan kemampuanmu secara langsung tanpa dibayangi oleh "keuntungan" koneksi pribadi. Kamu juga bisa belajar lebih banyak tentang perusahaan yang mungkin tidak kamu ketahui sebelumnya.
Kesimpulan
Dalam dunia kerja yang semakin kompetitif, baik ordal maupun job fair memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Semua kembali pada pilihan pribadi dan situasi yang dihadapi pencari kerja.Â
Nah, yang terpenting adalah tetap berusaha dan mempersiapkan diri dengan baik, baik melalui koneksi atau dengan mengikuti berbagai acara job fair.Â
Apapun jalannya, yang pasti peluang selalu ada bagi mereka yang siap dan terus berusaha.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H