Belum lagi, beberapa perusahaan hanya mengambil CV tanpa memberikan kesempatan untuk wawancara langsung, membuat peluang untuk dipanggil lebih kecil.
Selain itu, beberapa pelamar merasa bahwa job fair tidak selalu memberi kesempatan bagi mereka yang memiliki pengalaman atau keahlian spesifik, karena banyak perusahaan lebih memilih untuk mempekerjakan fresh graduate yang lebih mudah untuk dilatih.Â
Hal ini tentu menjadi tantangan bagi mereka yang sudah berpengalaman di bidang tertentu dan berharap mendapatkan posisi yang lebih senior.
Ordal vs Job Fair: Mana yang Lebih Cocok untuk Gen Z?
Untuk para Gen Z yang baru memulai perjalanan karier mereka, pilihan antara ordal atau job fair memang tergantung pada banyak faktor.Â
Jika kamu memiliki koneksi atau kenalan yang bekerja di perusahaan yang sedang membuka lowongan, menggunakan jalur ordal bisa jadi pilihan yang cepat dan efektif. Koneksi tersebut bisa membuka banyak pintu dan memberi kesempatan untuk langsung masuk ke proses seleksi.
Namun, jika kamu tidak memiliki koneksi atau ingin mendapatkan pengalaman lebih banyak, job fair adalah pilihan yang lebih aman. Meskipun persaingannya ketat, kamu memiliki kesempatan untuk mengeksplorasi berbagai peluang pekerjaan dari berbagai perusahaan.Â
Selain itu, kamu bisa bertemu langsung dengan perekrut dan mengajukan pertanyaan yang dapat membantumu memahami lebih baik budaya kerja perusahaan tersebut.
Bagi Gen Z yang lebih mengutamakan keadilan dan transparansi, job fair bisa menjadi jalan yang lebih cocok. Dengan ikut serta di job fair, kamu bisa menunjukkan kemampuanmu secara langsung tanpa dibayangi oleh "keuntungan" koneksi pribadi. Kamu juga bisa belajar lebih banyak tentang perusahaan yang mungkin tidak kamu ketahui sebelumnya.
Kesimpulan
Dalam dunia kerja yang semakin kompetitif, baik ordal maupun job fair memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Semua kembali pada pilihan pribadi dan situasi yang dihadapi pencari kerja.Â