"Apakah kita akan menjadi generasi yang kalah oleh mesin atau justru memanfaatkan AI untuk unggul dalam personal branding?"
Dengan semakin berkembangnya teknologi kecerdasan buatan (AI), banyak pekerjaan yang terancam hilang atau tergantikan. Â Bisa saja pekerja di Indonesia semakin banyak yang di-PHK akibat "regenerasi" AI ini.Â
Namun, bukan berarti kita harus pasrah untuk menghadapi ancaman si AI. Justru, ini adalah salah satu momen yang tepat untuk meng-upgrade skill yang baru dan relevan. Bayangin saja, sudah banyak lowongan pekerjaan yang berhubungan dengan era digitalisasi dan tidak semuanya AI bisa kerjakan.Â
Berikut beberapa langkah konkret untuk kamu untuk tetap bisa eksis di tengah gempuran AI yang begitu cepat.
1. Peningkatan Keterampilan: Upskilling dan Reskilling
Di tengah pesatnya perkembangan teknologi, keterampilan yang dibutuhkan di dunia kerja juga terus berubah. Oleh karena itu, peningkatan keterampilan (upskilling) dan pembelajaran keterampilan baru (reskilling) menjadi kunci utama bagi kamu. Pekerja yang dapat mengembangkan keterampilan teknis atau kreatif yang terkait dengan teknologi akan lebih siap bersaing di pasar kerja.
Sebagai contoh, pekerja di sektor kreatif bisa mulai belajar tentang desain grafis berbasis AI, pengeditan video otomatis, atau analisis data kreatif. Sedangkan bagi mereka yang bekerja di sektor lain, keterampilan seperti manajemen data, pengembangan perangkat lunak, atau penggunaan alat berbasis AI pasti akan sangat dibutuhkan.
Solusi:
- Mendaftar di kursus online untuk belajar keterampilan digital, seperti platform Coursera, MySkill, atau Google Skillshop
- Mengikuti webinar atau workshop terkait teknologi terbaru di industri masing-masing.
- Memanfaatkan pelatihan kompetensi yang berfokus pada keterampilan digital yang disediakan oleh perusahaan atau pemerintah.
2. Pentingnya Literasi Teknologi
Di dunia yang semakin dipengaruhi oleh teknologi, literasi teknologi pun menjadi keterampilan yang tak kalah penting. Literasi teknologi bukan hanya soal memahami perangkat keras atau perangkat lunak, tetapi juga kemampuan untuk menggunakan teknologi secara efektif dalam kehidupan sehari-hari dan di tempat kerja.
Keterampilan ini akan membantu pekerja untuk lebih adaptif terhadap perubahan yang dibawa oleh AI. Misalnya, memahami cara kerja AI dan bagaimana mengintegrasikannya dengan proses bisnis atau pekerjaan kreatif mereka. Pekerja yang memiliki pemahaman dasar tentang AI, machine learning, dan otomatisasi akan lebih siap untuk berkolaborasi dengan teknologi dan memanfaatkannya sebagai alat bantu.