Kecerdasan buatan (AI) telah membawa perubahan besar pada dunia kerja, termasuk di sektor-sektor kreatif di Indonesia. Teknologi ini memungkinkan otomatisasi berbagai tugas yang sebelumnya membutuhkan sentuhan manusia.
Pekerjaan kreatif, seperti desain grafis, penulisan konten, atau produksi musik, kini menghadapi tantangan dari AI yang mampu menghasilkan karya dengan cepat dan efisien. Contohnya, platform desain otomatis atau alat pengeditan video berbasis AI dapat mengambil alih sebagian proses yang biasanya dikerjakan oleh profesional kreatif.Â
Meskipun membantu efisiensi, kehadiran AI ini memunculkan kekhawatiran tentang pengurangan kebutuhan tenaga kerja manusia di bidang-bidang yang berorientasi pada kreativitas.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pada Agustus 2024, angka pengangguran terbuka di Indonesia mencapai 7,47 juta orang, atau sekitar 4,91 persen dari total angkatan kerja. Berdasarkan hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas), jumlah angkatan kerja meningkat sebanyak 4,40 juta orang menjadi 152,11 juta dibandingkan tahun sebelumnya pada Agustus 2023.
Kenaikan ini menunjukkan semakin ketatnya persaingan untuk mendapatkan pekerjaan, namun realitanya, tidak sedikit yang akhirnya terjebak dalam ketidakpastian nasib. Di tengah kondisi ini, tantangan baru muncul dengan kehadiran AI yang semakin mengubah lanskap sektor pekerjaan.
 Teknologi ini mampu mengambil alih tugas-tugas yang sebelumnya memerlukan keahlian manusia, seperti analisis data, penulisan dasar, hingga pembuatan desain visual. Persaingan bukan hanya antar sesama pencari kerja, tetapi juga melawan efisiensi dan kemampuan teknologi yang terus berkembang.
Akankah AI memperbanyak persentase orang pengangguran?
Menurut survei Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum/WEF), diperkirakan sekitar 83 juta pekerjaan di seluruh dunia akan hilang dalam lima tahun ke depan. Hilangnya pekerjaan ini disebabkan oleh perubahan signifikan dalam pasar tenaga kerja, yang dipicu oleh adopsi teknologi seperti kecerdasan buatan (AI) dan ChatGPT.
Menurut berita CNN, Â laporan tersebut memproyeksikan bahwa penurunan pasar tenaga kerja akan paling signifikan di dua sektor utama. Sektor pertama adalah rantai pasok dan transportasi. Sementara sektor kedua mencakup media, hiburan, dan olahraga.Â
Temuan ini disampaikan dalam laporan terbaru WEF berjudul Future of Jobs 2023, yang berdasarkan survei terhadap 803 perusahaan dengan total 11,3 juta pekerja di 27 sektor industri di 45 negara.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!