Yay, gajian tiba. Mau dikemanain habis ini duitnya?
Akhirnya, setelah sebulan bekerja keras, ada rasa kepuasan dan kebanggaan tersendiri yang datang dengan gaji yang diterima. Tapi, ada satu pertanyaan yang sering muncul: Apakah memberi diri penghargaan setelah gajian itu hal yang penting, atau justru menjadi jebakan doom spending? Sebagian orang merasa, setelah berbulan-bulan bekerja keras, membeli sesuatu yang diinginkan adalah cara yang sah untuk merayakan pencapaian. Tapi, hati-hati! Jika tidak bijak, self reward bisa berakhir dengan penyesalan di akhir bulan.
Apa Itu Self Reward?
Self reward adalah tindakan memberi penghargaan kepada diri sendiri untuk pencapaian atau usaha yang dilakukan, dan sering kali ini dilakukan dengan cara membeli barang atau melakukan kegiatan yang menyenangkan. Self reward biasanya dilakukan setelah mencapai suatu target, seperti selesai menyelesaikan pekerjaan besar, atau setelah gajian.
Tentu saja, memberi penghargaan kepada diri sendiri setelah bekerja keras itu bukan hal yang salah. Malah, itu bisa memberi dorongan motivasi dan membangun kebiasaan positif. Namun, masalahnya muncul ketika self reward menjadi cara untuk mengatasi perasaan cemas atau stres, tanpa pertimbangan matang tentang dampaknya pada keuangan kita. Ini bisa berujung pada doom spending, di mana kamu membelanjakan uang tanpa kontrol hanya untuk meredakan perasaan sesaat.
Doom Spending: Apa Itu dan Mengapa Berbahaya?
Doom spending adalah kebiasaan berbelanja impulsif yang dilakukan untuk mengatasi perasaan cemas atau tidak nyaman, tanpa memikirkan konsekuensi jangka panjang. Dalam konteks gajian, doom spending sering sekali muncul saat kamu merasa perlu "merayakan" gajian dengan membeli barang yang tidak benar-benar dibutuhkan, hanya untuk merasa lebih baik sesaat. Namun, begitu rasa itu hilang, kamu mungkin malah merasa lebih buruk karena terjerat dalam hutang atau menyesali pengeluaran yang tidak bijak.
Tanda-tanda doom spending bisa kamu kenali, misalnya:
- Kamu membeli barang hanya karena sedang "mood" belanja, tanpa benar-benar membutuhkan barang tersebut.
- Setelah berbelanja, kamu merasa penyesalan datang, namun tetap melakukannya lagi bulan depan.
- Terkadang, kamu merasakan adanya kecemasan atau stres yang tidak kunjung hilang meskipun sudah berbelanja.
Mengapa Kita Sering Terjebak dalam Doom Spending?
Salah satu alasan kenapa banyak orang terjebak dalam doom spending adalah karena mereka menggunakan belanja sebagai cara untuk mengatasi stres atau cemas. Setelah berbulan-bulan menunggu gaji, ada dorongan kuat untuk menghabiskannya sebagai bentuk penghargaan diri. Apalagi berada di bawah tekanan kerja itu sangat memengaruhi kondisi mental pribadi seseorang.
Selain itu, pengaruh sosial media yang kerap memamerkan gaya hidup konsumtif juga bisa mempengaruhi keputusan belanja kita. Terutama ketika mereka yang menggunakan uangnya untuk pergi travelling, beli berbagai kosmetik, maupun mengunjungi kafe yang baru buka.
Namun, belanja impulsif sering kali hanya memberi kenyamanan sesaat dan bisa memperburuk kondisi keuangan dalam jangka panjang. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui perbedaan antara self reward yang sehat dan doom spending yang merugikan.
Tips untuk Self Reward yang Sehat Pas Gajian
Tentukan Anggaran Self Reward
Jika kamu ingin memberi penghargaan kepada diri sendiri setelah gajian, tentukan anggaran yang sesuai. Misalnya, tetapkan persentase tertentu dari gaji untuk self reward, tetapi tetap pastikan pengeluaran lainnya tetap terkendali.Prioritaskan Pengalaman, Bukan Barang
Alih-alih membeli barang baru, cobalah memberi diri penghargaan dengan pengalaman yang bermakna, seperti makan di restoran yang sudah lama ingin kamu coba atau merencanakan liburan kecil. Pengalaman memberi kepuasan yang lebih lama dibandingkan barang yang cepat hilang nilainya.Cek Kebutuhan, Bukan Keinginan
Sebelum membeli sesuatu, tanyakan pada dirimu sendiri, “Apakah barang ini benar-benar saya butuhkan?” Bila jawabannya tidak, lebih baik alihkan pengeluaran untuk hal yang lebih bermanfaat, seperti menabung atau berinvestasi.Self Reward Tanpa Menguras Dompet
Memberi diri penghargaan tidak harus selalu melibatkan uang. Kamu bisa merayakan pencapaian dengan cara yang lebih hemat, seperti menikmati waktu bersantai di rumah, menonton film favorit, atau melakukan aktivitas yang menyenangkan tanpa biaya besar.
Apa yang Bisa Kita Lakukan untuk Menghindari Doom Spending?
Buatlah Daftar Pengeluaran
Cobalah untuk mencatat dan merencanakan pengeluaran bulanan dengan lebih rinci. Dengan begitu, kamu bisa memastikan bahwa setiap pengeluaran ada tujuannya dan tidak berlebihan.Alihkan Fokus ke Kegiatan Positif
Alihkan perhatian dari keinginan berbelanja dengan melakukan aktivitas yang bisa mengurangi stres, seperti olahraga, meditasi, atau berkumpul dengan teman-teman. Ini bisa memberi pengaruh positif pada kesehatan mental dan fisik tanpa perlu berbelanja.Investasi dalam Kesehatan Keuangan
Anggap gajianmu sebagai kesempatan untuk mengelola keuangan dengan lebih bijak. Setiap kali menerima gaji, tentukan prioritas untuk menabung, membayar utang, atau berinvestasi. Ini akan memberi rasa puas yang lebih besar daripada membeli barang konsumtif yang sifatnya hanya sementara.
Self Reward yang Bijak untuk Kesehatan Finansial
Membeli hadiah untuk diri sendiri itu seperti menikmati secangkir kopi hangat di pagi hari—memberikan energi dan kebahagiaan. Tapi, kalau kebanyakan, bisa membuat kamu gelisah dan tak produktif. Jadi, berhati-hatilah dalam memberi penghargaan pada diri sendiri, agar kamu tetap fokus pada tujuan keuangan jangka panjang!
Memberi penghargaan kepada diri sendiri setelah gajian bukan hal yang salah, asalkan dilakukan dengan bijak. Alih-alih terjebak dalam doom spending yang hanya memberikan kenyamanan sesaat, marilah kita pilih cara self reward yang lebih sehat dan bermanfaat dalam jangka panjang. Jangan biarkan kecemasan atau stres mengatur pengeluaranmu. Sebaliknya, gunakan kesempatan gajian untuk memberi diri penghargaan yang membawa kebahagiaan dan kesejahteraan finansial.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H