Salah satu contoh nyata kecanggihan AI dalam industri musik terlihat pada video intro BABYMONSTER yang dirilis dalam 4 bulan yang lalu. Di mana teknologi kecerdasan buatan digunakan untuk menciptakan suara yang hampir identik dengan penyanyi asli. Intro BABYMONSTER aslinya hanya sekilas pendek yang biasa digunakan untuk opening Fan Meeting. Nah, gokilnya, AI berhasil menyamakan timbre, nada, dan gaya vokal member BABYMONSTER dalam intro tersebut; menciptakan ilusi seolah-olah suara yang terdengar benar-benar berasal dari mereka.Â
Ini bukan hanya soal teknologi yang meniru suara manusia, tetapi juga soal bagaimana AI dapat menangkap nuansa dan ekspresi vokal yang sangat khas. Dalam video tersebut, pendengar bisa merasakan bagaimana mesin mampu meniru teknik bernyanyi dan emosi yang biasa ditampilkan oleh penyanyi aslinya. Ini dapat membuka kemungkinan baru dalam pembuatan musik, di mana suara seorang artis bisa "dihidupkan" tanpa keterlibatan langsung.
Dengan segala peluang luar biasa yang ditawarkan, kecerdasan buatan (AI) jelas memiliki potensi besar untuk merevolusi industri musik. Mulai dari menciptakan musik dalam hitungan menit, mengotomatisasi produksi, hingga menciptakan pengalaman musik yang lebih personal, AI membuka jalan bagi inovasi yang sebelumnya tidak terbayangkan. Namun, di balik kemajuan teknologi ini, kita juga harus berhati-hati dengan dampak negatif yang dapat ditimbulkannya---baik dalam hal mengurangi unsur kemanusiaan dalam musik, mengancam pekerjaan musisi, hingga mengurangi keberagaman dalam karya yang dihasilkan.
Sebagai masyarakat yang mencintai seni, kita harus bijak dalam menyikapi perkembangan ini. AI bisa menjadi mitra yang luar biasa dalam proses kreatif, asalkan kita tetap menjaga keseimbangan antara kemajuan teknologi dan nilai-nilai yang mendasari seni itu sendiri.Â
Ketika AI bisa meniru suara dan gaya manusia, ia tidak akan pernah mampu menggantikan keunikan, perasaan, dan cerita yang dibawa oleh manusia dalam setiap karya musik yang tercipta. AI mungkin membuka pintu baru, tetapi kita sebagai pecinta seni musik harus memastikan bahwa pintu itu tidak menutup peluang bagi kreativitas sejati.
Kehebatan seperti ini menimbulkan pertanyaan tentang batas antara karya manusia dan mesin---apakah kita sudah siap menerima AI sebagai pencipta musik sejati?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI