Perumahan yang terjangkau seharusnya menjadi salah satu prioritas utama bagi kepala daerah. Untuk itu, kita sebagai warga yang tinggal kota perlu mendesak para calon pemimpin daerah untuk merancang kebijakan yang pro-kelas menengah. Kebijakan tersebut harus mampu menyediakan hunian yang tidak hanya layak dan terjangkau, tetapi juga berlokasi strategis di tengah kota dan terhubung dengan sistem transportasi publik yang baik. Ini bukan hanya soal kebutuhan dasar, tetapi soal keberlanjutan kualitas hidup masyarakat perkotaan.
TIPS AGAR KAMU BISA SAVE MONEY UNTUK PERENCANAAN BELI RUMAH Perencana Keuangan dari OneShildt, Lusiana Darmawan, menjelaskan bahwa kebiasaan membeli kopi bukanlah satu-satunya faktor yang membuat anak muda sulit memiliki rumah. Kebiasaan konsumtif lainnya yang tidak diimbangi dengan investasi juga berperan besar, seperti belanja barang yang hanya untuk hobi, makan di luar selain kebutuhan pokok, atau berbelanja online untuk hal-hal yang tidak mendesak. Menurut Lusiana, penting bagi anak muda untuk mulai mencatat pemasukan dan pengeluaran mereka, sehingga bisa lebih sadar terhadap kebiasaan pengeluaran (dilansir dari Kompas).
Lusiana juga menekankan bahwa untuk membeli rumah impian, perencanaan yang matang sangat diperlukan. Ini termasuk memilih jenis hunian, lokasi, harga properti, dan memahami pemasukan serta kemampuan untuk mencicil. Dalam wawancaranya dengan Kompas.com pada 2 September 2023, dia menambahkan bahwa perencanaan ini harus melibatkan evaluasi terhadap kesehatan keuangan, seperti mengetahui rasio dana darurat, tabungan, dan cicilan utang yang ada.
Berikut adalah beberapa tips untuk mengatur keuangan agar anak muda bisa membeli rumah:
1. Periksa kesehatan keuangan dengan memahami rasio penting, seperti dana darurat, tabungan, dan cicilan utang.
2. Simpan dana darurat terlebih dahulu, dan bangun kebiasaan menabung.
3. Tentukan tujuan keuangan, misalnya membeli rumah, dengan mencari tahu harga properti yang diinginkan dan kapan target untuk memilikinya. Kamu juga bisa memulai investasi sejak dini.
4. Perhitungkan biaya lain yang harus dikeluarkan di awal. Selain uang muka (DP), tentukan berapa besar cicilan yang bisa diambil.
5. Pastikan rasio cicilan utang masih dalam batas yang sehat. Jika tidak, sesuaikan dengan harga properti yang lebih terjangkau atau target waktu cicilan yang lebih panjang.
Kalau kamu gimana? Apakah pernah punya plan untuk gak beli kopi setahun demi mendapatkan sebuah rumah impian? Hahaha.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H