Mohon tunggu...
Tesalonika Hasugian
Tesalonika Hasugian Mohon Tunggu... Penulis - Host Foodie

Menyelami komunikasi pada bidang multidisipliner.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tema Tersembunyi dari Istilah Women Support Women (1)

11 November 2024   13:20 Diperbarui: 11 November 2024   13:41 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Women Support Women in Digital Media (Sumber: Penulis)

"Peluk sender erat-erat. Semoga Tuhan selalu melindungi kamu, semoga kamu mendapatkan keadilan dari kasus ini. Terlebih semoga pelaku bisa mendapatkan hukuman. Cepat pulih sender, you deserve all the good things in this world."

"Peluk sender dari jauh... Tetap kuat, tetap bertahan ya. Terima kasih sudah mau cerita & ndak (tidak) menyimpan ketakutanmu sendirian. Semoga sender bisa mengalihkan pikiran dengan mencari kegiatan yang menyenangkan & menyibukkan waktu sender agar ndak terus fokus dan larut ketakutan pada ancaman pelaku.."

"Ya Allah, semoga Mbaknya baik-baik saja, peluk hangat dari jauh."

"Hai sender. Selagi kamu masih sekolah, fokus ke pendidikanmu aja dan banyak lakuin hal positif. Jangan kasih akses buat cowo kayak gitu lagi. Jadikan pembelajaran. Ngga mudah, Nder, out dari hubungan toxic. Semangat."

Di samping rasa harapan dukungan warganet agar masalah korban atau pengirim cerita (sender) cepat selesai, warganet juga menunjukkan apresiasi terhadap keberanian korban yang berani berbicara tentang kisah nyatanya. Komentar seperti "menerima kenyataan" atau "kami menghargai keberanianmu" mengungkapkan kekaguman terhadap para korban yang memilih untuk berbicara di tengah tekanan sosial yang mungkin saja korban malu atau takut untuk bersuara. Apresiasi ini penting karena menciptakan ruang yang aman bagi korban untuk membagikan cerita mereka tanpa takut akan stigma atau penilaian negatif dari masyarakat 

Ungkapan akan dukungan juga meluas kepada para aparat dan penegasan aturan hukum di Indonesia. Warganet mendukung penuh korban untuk mereka dapat lebih terbuka melaporkan kasus kekerasannya ke pihak hukum. Frasa dukungan seperti "semoga pelaku dihukum" atau "semoga keadilan ditegakkan" mencerminkan harapan besar masyarakat akan adanya perubahan sistem hukum yang lebih tegas terhadap pelaku kekerasan berbasis gender. Dukungan yang berprinsip keadilan hukum bagi korban ini juga melihat kepada keaktifan para aparat hukum yang dapat mempertegas hukuman bagi pelaku kekerasan siber. 

Harapan tersebut mencerminkan optimisme bahwa dengan adanya diskusi terbuka di media sosial, masyarakat dapat lebih sadar dan peduli terhadap masalah kekerasan siber dan hubungannya dengan kejelasan hukum yang ada di Indonesia.  Berikut contoh-contoh komentar yang menunjukkan dukungan warganet kepada korban maupun aparat hukum:

"Mohon ditindaklanjuti divisihumaspolri. Kasusnya sudah parah banget nih, Pak."

"Dear sender, kalau tentang foto tanpa wajah sih aku kurang ngerti, tapi yang jadi masalah dan bisa banget dibawa ke jalur hukum itu adalah tindakan pelaku yang melakukan pengancaman terhadap kamu. JANGAN TAKUT!! Pelaku sedang mencoba mengintimidasimu dengan bilang kalau dia tidak takut atas laporanmu. Saranku, teruskan laporanmu, prosesnya akan panjang dan memakan pikiran, waktu, dll. Tapi keamananmu layak kamu perjuangkan. Gak ada orang yang gak takut kalau udah berurusan dengan hukum." 

Melalui perpaduan antara dukungan, harapan, serta apresiasi, warganet bukan hanya memberikan pengakuan kepada para korban, tetapi juga membantu membangun kesadaran publik tentang pentingnya menghentikan kekerasan siber berbasis gender. Kesatuan solidaritas ini menjadi bukti bahwa masyarakat memiliki potensi besar dalam meraih dukungan publik. Tema sentimen dukungan moral untuk korban menunjukkan bahwa isu ini telah menjadi perhatian serius di masyarakat, terutama para perempuan dalam memberikan efek dukungan publik yang lebih luas.

Tema women support women ini akan berlanjut ke part 2. How do you think?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun