Mohon tunggu...
Tesalonika Hasugian
Tesalonika Hasugian Mohon Tunggu... Penulis - Host Foodie yang gemar menulis

Pemerhati media dan seisi kata-katanya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tema Tersembunyi dari Istilah Women Support Women (1)

11 November 2024   13:20 Diperbarui: 11 November 2024   13:41 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Women Support Women in Digital Media (Sumber: Penulis)

Apa yang kamu pikirkan setiap kali mendengar istilah "women support women"? Mungkin kamu sudah sering mendengarnya di berbagai platform, mulai dari media sosial hingga seminar dan diskusi komunitas. Sayangnya, frasa ini sering kali terjebak menjadi sekadar jargon yang terdengar "keren" tapi kurang menyentuh pada makna aslinya. Di beberapa komunitas urban, masih ada anggapan bahwa perempuan yang mendukung perempuan lain cenderung melakukan itu atas dasar kepentingan pribadi atau pencitraan. Ini membuat banyak perempuan ragu untuk benar-benar mendukung perempuan lain secara tulus karena takut dinilai tidak autentik atau bahkan manipulatif, yang membuat konsep ini kurang maksimal diimplementasikan.

Selain itu, budaya patriarki yang masih menjamur di beberapa sektor membuat perempuan tidak selalu merasa nyaman mendukung perempuan lain. Sebab adanya pandangan bahwa posisi perempuan dalam lingkungan kerja atau media sosial masih terbatas. Misalnya, beberapa perempuan mungkin enggan menunjukkan dukungan terbuka bagi perempuan lain yang mengalami diskriminasi atau pelecehan karena khawatir mendapat stigma atau perlakuan serupa dari lingkungan yang didominasi nilai-nilai patriarki.

Terutama di media sosial. Istilah women support women sering digunakan sebagai tagar tanpa aksi nyata yang mengikuti. Banyak postingan yang mendorong solidaritas ini hanya berupa kata-kata dukungan tanpa membangun komunitas atau aksi nyata. Hal ini membuat makna mendalam dari konsep tersebut sering tereduksi menjadi sekadar kampanye online tanpa dampak di dunia nyata.  

Social Media Support (Sumber: Penulis)
Social Media Support (Sumber: Penulis)

Penulis pernah melakukan penelitian terhadap komunitas digital @PerempuanBerkisah di Instagram. Sebuah platform terbuka yang dirancang untuk memberdayakan perempuan melalui narasi pengalaman pribadi dan dukungan sosial, khususnya bagi korban Kekerasan Siber Berbasis Gender. Komunitas ini memiliki visi menciptakan ruang aman bagi perempuan yang ingin berbagi cerita tentang pengalaman kekerasan yang mereka alami, baik secara anonim maupun terbuka.

Artikel ini hendak menyampaikan bagaimana tema-tema sentimen warganet terhadap konten sekstorsi di akun @PerempuanBerkisah. Analisis ini bisa menjadi pemahaman baru yang mendalam tentang persepsi publik, serta memberikan wawasan bagi komunitas dan pembuat kebijakan mengenai langkah-langkah yang diperlukan untuk meningkatkan dukungan sosial dan perlindungan hukum bagi korban kekerasan berbasis gender.

Dukungan Moral untuk Korban

Dukungan Moral untuk Korban (Sumber: Penulis)
Dukungan Moral untuk Korban (Sumber: Penulis)
Tema dukungan seperti harapan dan apresiasi menjadi salah satu tema utama yang muncul dalam perbincangan warganet terkait isu sekstorsi di akun Instagram @PerempuanBerkisah. Ungkapan solidaritas menjadi cerminan warganet untuk memberikan dorongan emosional kepada korban, baik secara pesan moral (simpati) maupun aksi tindakan (empati). Warganet secara aktif menyuarakan dukungan moral untuk memperkuat posisi korban agar mereka tidak merasa sendirian dalam menghadapi situasi sulit ini. Bentuk dukungan ini mencerminkan adanya kesadaran yang semakin meningkat terhadap dampak psikologis dari Kekerasan Siber Berbasis Gender. 

Frasa yang mengandung dukungan seperti "peluk erat" dan "Tuhan bersamamu" menggambarkan bagaimana publik mengakui beratnya pengalaman yang dialami korban, serta berusaha menunjukkan simpati yang dalam melalui media sosial Instagram. Bentuk dukungan ini mencerminkan adanya kesadaran yang semakin meningkat terhadap korban perempuan yang terkenda dampak psikologis dari Kekerasan Siber Berbasis Gender. 

Berikut contoh-contoh komentar yang mengandung tema dukungan kepada korban:

Baca juga: Apa Itu Diglosia?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun