Sore hari, saya iseng bertanya kepada dia. Sedangkan latar belakang ia adalah anak sekolah. Seharusnya kalau sesuai dengan aturan sih, yang punya harus cukup umur dulu.
Setelah saya tanya kenapa alasannya punya banyak akun, beginilah jawaban dia.
“Untuk bersenang-senang.”
Se-simple itu jawabannya. Hanya untuk hiburan.
Yup, pada akhirnya manusia mudah menemukan hiburan hanya melalui media sosial. Suka scrolling di sesi-sesi tertentu sambil menenangkan pikiran dari beban tugas.
Semenjak itulah, orang juga berani untuk mengeksplor jati dirinya melalui akun medsos. Caranya begitu unik sih, tapi sebenarnya apakah satu medsos saja tidak mampu untuk mencerminkan dia secara menyeluruh?
3. Paham Betul dengan Posisi Ruang Privasi
Dalam kehidupan nyata, kita masih bisa memilih teman karib untuk diajak bercerita. Sebaliknya dalam menggunakan medium digital, kita kerap kali harus berhati-hati terhadap heterogenitas masyarakat.
Masalahnya, kita sebagai pengguna media sosial seringkali rancu ketika ingin menyertakan standar etika mana yang baik untuk diumbar ke publik dan manakah yang tidak pantas. Jika kejadian ini tidak diperhatikan, bisa saja menimbulkan ketidakpahaman terhadap masyarakat yang tidak kita kenal.
Misalnya, anda ingin beropini bahwa ketegasan orang tua, seperti membentak dan memukul dapat membawa anak semakin cerdas. Lalu ada orang lain melihat opini anda tidak berdasar kepada fakta yang dia alami. Dari situlah timbul kesalahpahaman dan memicu perdebatan antarpihak.
4. Stalking si “Dia”