Dalam majalah Forbes edisi Maret 2017, tiga orang kaya di dunia memiliki jumlah harta sebanyak US$ 234.4 milyar, sekitar Rp 3 ribu triliun. Angka ini kira kira satu setengah tahun APBN Indonesia. Dimana, satu tahun APBN sekitar Rp 2 ribu triliun.Â
Tiga orang teratas kaya dunia tersebut adalah: 1.Bill Gate memiliki harta US$ 86 milyar (Rp 1.118 triliun), 2.Warren Buffet dengan kekayaan US$ 75,6 (Rp 983 triliun) dan 3. Jeff Bezos punya uang sebanyak US$ 72,8 milar (Rp 946 triliun).
Apa industri atau usaha yang mereka miliki sehingga punya kekayaan yang luar biasa banyaknya itu? Bill Gate mungkin sudah kita ketahui semua yaitu software dan yang berhubungan dengan "service" komputer. Warren Buffet punya diversivikasi usaha, termasuk properti, asuransi, retail dan internet.
Cukup mengejutkan adalah Jeff Bezos, dari usaha "jualan" melalui online dengan bendera "Amazon.com," ketika mampu membeli usaha retail makanan organik "Whole foods market," saham miliknya langsung meningkat 68%. Sehingga sekarang Jeff Bezos dari ranking tiga (bulan maret 2017) menggeser Bill Gate sebagai orang terkaya di muka bumi (setelah bulan Juli 2017) dengan jumlah kekayaan US$90 milyar (Rp 1.170 triliun), silahkan baca di sini: Forbes
Kemudian, banyak yang bertanya tanya siapa kira kira yang akan memiliki harta kekayaan di atas US$ 1 triliuan atau puluhan ribu triliun? Pertanyaan kemudian tak berhenti disitu, teknologi atau usaha apa yang bisa mengantarkan orang memiliki duit di atas belasan ribu triliun rupiah?
Â
Superpower Baru
Dalam banyak kesempatan, presiden Rusia, Vladmir Putin mengatakan bahwa negara yang menguasai teknologi AI (Artificial Intelligence) akan mendominasi dunia atau akan menjadi negara "superpower." Beliau melanjutkan bahwa sudah ada beberapa negara yang menginvestasikan dana untuk riset dan pengembangan di bidang teknologi AI (silahkan baca di sini The Verge).
Diantara negara "calon" penguasa teknologi AI adalah Cina dan Amerika Serikat (AS). Tetapi era presiden Donald Trump yang berencana mengurangi anggaran penelitian bidang ilmu dan teknologi, akan menyebabkan AS tertinggal dari Cina. Ini kesempatan Rusia untuk bersaing dengan Cina.
Setelah tahun 2030 nanti, negara dengan teknologi AI akan menguasai medan tempur. AI adalah revolusi ketiga dalam keunggulan militer. Revolusi pertama adalah penguasaan bahan peledak dan senjata api. Revolusi kedua adalah penguasaan teknologi bom nuklir atau "hydrogen bomb." Revolusi pertama dilakukan oleh Eropa, kedua adalah Amerika Serikat, sedangkan revolusi ketiga akan diketahui 13 tahun ke depan. Bisa Cina, Rusia, Amerika Serikat atau siapa tahu negara kita?
Â
Kekayaan Puluhan Ribu Triliun
Penguasaan teknologi AI untuk kemudian diaplikasikan dan dikomersilkan dalam kehidupan sehari hari akan menyebabkan pemilik teknologi ini "kaya raya." Kira kira bidang apa? Menurut Mark Cuban yang memiliki kekayaan US$ 3,3 milyar (Rp 42 triliun), diantara bidang yang menjanjikan untuk menjadi seorang "super kaya" adalah aplikasi AI di software, hardware, dan service (jasa secara luas).
Apakah sudah ada kandidat pemilik harta puluhan ribu triliun? Sama saja dengan "calon" negara penguasa AI, menurut "nanalyze" Â ada tiga orang yang kemungkinan akan luar biasa kaya, yaitu Sergey Brin, Bryan Johnson dan Warren Buffet.
Bryan Johnson menginvestasikan uang sebesar US$100 juta (Rp 1,3 triliun) untuk mengembangkan "neuroprosthetic device," sebuah alat AI untuk mengoptimalkan fungsi otak manusia. Dibawah payung perusahaan Kernel, dua dekade nanti, diperkirakan AI yang dikembang Kernel akan menghasilkan uang sebanyak US$ 4 triliun (Rp 52 ribu triliun).
Sergey Brin adalah inventor "Google," sekarang memiliki kekayaan US$ 44,2 milyar (Rp 574 Triliun). Diharapkan dengan investasi yang sedang dijalankan dibidang AI untuk software dan hardware, kekayaan Sergey diestimasikan akan menjadi Rp 37 ribu triliun dua dekade mendatang.
Sedangkan Warren Buffett, orang terkaya nomor dua di dunia saat ini akan mengembangkan AI dalam bidang asuransi dan service (jasa). Dengan AI, maka perusahaan asuransi akan mengembang bidang bidang yang menguntungkan dengan resiko usaha minimal, begitu juga dengan bidang jasa lain (marketing, akunting, dan pengembangan SDM). Warren diestimasi akan mengumpulkan pundi pundi kekayaan  sebanyak Rp 13 ribu triliun, dua puluh tahun mendatang.
Bagaimana dengan kita, penulis dan pembaca Kompasiana? Tentu saja punya "peluang" yang sama untuk memiliki uang "puluhan ribu triliun," seandainya kita punya keahlian bidang AI. Hayo, siapa yang akan memulai? Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H