Mohon tunggu...
Tanza Erlambang
Tanza Erlambang Mohon Tunggu... -

# Ever stay in several countries, and stay overseas until currently. ## Published several books, some of them are: Hurricane Damage on Coastal Infrastructures (ISBN: 978-19732-66273) dan Prahara Rupiah (ISBN: 979-95481-1-X)

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Di Jepang, Daging Paus Disubsidi Pemerintah

5 Maret 2016   14:35 Diperbarui: 4 April 2017   18:05 578
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain Jepang, ada dua negara Skandinavia yang aktif menangkap paus yaitu Islandia dan Norwegia. Uniknya, tangkapan ikan paus dari dua negara ini hanya sebagian kecil saja dikonsumsi dalam negeri, sebagian besarnya diekspor ke pasar Jepang.

Amerika Serikat mengancam akan mengenakan sanksi ekonomi terhadap tiga negara utama penangkap paus (Jepang, Norwegia dan Islandia). Hanya Norwegia dan Islandia yang “takut,” buru buru mengurangi penangkapan paus sampai lebih dari separuh beberapa tahun belakangan ini. Mereka menangkap hanya untuk konsumsi lokal dibawah angka 300 ekor pertahun. Sementara Jepang, tetap melanjutkan penangkapan, mengabaikan sama sekali ancaman sanksi ekonomi Amerika Serikat.

Pemerintah Australia mengajukan tuntutan hukum terhadap penangkapan paus oleh Jepang ke Mahkamah Internasional (MI) di Den Haag, Belanda sejak tahun 2010. Pada tanggal 31 Maret tahun 2014, MI memutuskan agar Jepang segera menghentikan penangkapan paus di Antartik. Apa Jawaban Jepang? :”Kami akan melanjutkan penangkapan di laut Pasifik Utara”

Kalau anda cermat, lihat grafik di atas. Ternyata penangkapan paus di Jepang menurun drastis. Dari angka 28 ribu tahun 1986, menurun tajam hanya sekitar 1ribu ekor setelah tahun 2005. Apa sebabnya ? Jawabannya adalah kampanye anti makan ikan paus telah menyebabkan selera makan daging mamalia ini menurun drastis terutama di kalangan generasi muda !

Protes, ancaman sangsi ekonomi, dan bahkan keputusan mahakamah internasional diabaikan begitu saja oleh pemerintah Jepang. Tetapi kampanye melalui media cetak, TV, audio dan cara cara persuasif lebih berhasil. Anak anak muda Jepang telah berubah. Hanya generasi tua saja meneruskan nostalgia makan daging paus.

Semoga kasus Jepang menjadi pelajaran untuk kita semua. Ada cara efektif untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya konservasi alam!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun