Kemudian pada tahun 1924 barulah nasi singkong menjadi makanan pokok masyarakat setempat. Di temukan oleh Ibu Asnamah, beliau yang memperkenalkan bagaimana cara mengelola singkong menjadi nasi. Ada 7 tahapan yaitu pertama singkong dikupas, lalu di cuci, diparut, diperas, ditumbuk, dikeringkan dan terakhir diayak.Â
Kulitnya tidak di buang, kulit singkong tersebut di buat kadedemes, sebagai lauk makan, sekarang di kembangkan menjadi dendeng kulit singkong. Kemudian saya sendiri juga belajar mengenai adat kampung Cirendeu yang memakai sistem sesepuh. Kampung adat Cirendeu sampai saat ini terus melestarikan adat dan kebudayaan mereka tanpa tutup mata mengenai perkembangan dunia.Â
Kang Yayat memberitahu bahwa masyarakat kampung adat Cirendeu harus bertani dan juga penggunaan nasi singkong ini sangat berguna untuk menghadapi krisis pangan yang akan terjadi suatu saat nanti. Dan di kampung adat Cirendeu sendiri tidak ada yang namanya bercerai karena untuk sampai ke pernikahan itu sendiri sangat panjang proses dan perjuangan nya.Â
Masyarakat kampung adat Cirendeu juga tidak diwajibkan untuk memiliki pasangan sesama warga adat, mereka bebas memilih pasangan asalkan bukan warga negara asing.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H