Mohon tunggu...
Fahmi Ulum
Fahmi Ulum Mohon Tunggu... Peternak -

Peternak

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jangan Khawatir

1 Februari 2014   12:13 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:16 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Keesokan harinya, dia sudah siap dengan seragam lamanya meski ragu dengan kesan yang akan dia terima dari teman-teman barunya.

"Sudah.. tanang saja! dimana saja, seragam hari selasa untuk anak SMP itu atas putih, bawah biru tua" Ayahnya sekali lagi menegaskan kepadanya untuk tidak perlu khawatir. "Daniar, ayo cepat ayah..!" Lanjut ayahnya dengan nada agak tinggi dari luar rumah.

"Perhatikan jalannya, untuk hari-hari pertama ini masih ayah antarkan, tapi untuk selanjutnya kita lihat kondisi". Kata ayahnya di perjalanan. Setelah sampai, dia mengantarkan Daniar bertemu dengan wali kelas barunya. Setelah berbincang beberapa saat, ayahnya pergi meninggalkannya.

Pas dengan kepergian ayahnya, bell masuk kelas sudah berbunyi. Dia diajak Pak guru walikelasnya yang baru menuju ke kelasnya. Tak jarang dia merasa aneh dengan tatapan anak-anak yang menerobos lewat jendela kaca. Ketika berhenti di suatu ruangan, jantungnya semakin berdebar. Hatinya saat itu benar-benar kacau. Kegugupan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya.

Saat pertama kali melangkahkan kaki, tatapan mata-mata asing dia rasakan semakin menusuk. Dia tidak berani mengangkat wajahnya. Pak guru yang memberikan beberapa kata pendahuluan menyadari akan hal ini. Tetapi dia masih ingin menguji Daniar dengan perkenalan resmi seperti biasa ketika ada siswa baru.

Daniar berdiri menganalkan diri dengan terbata-bata diikuti keheningan kelas. Dia menjawab beberapa pertanyaan dari yang diajukan penghuni kelas sekedarnya dengan tidak bersemangat. Dia menarik napas lega ketika dijinkan duduk.

"Anak-anak.. kita semua berada pada suatu proses. Proses yang dinamakan belajar. Belajar pelajaran sekolah, belajar menghafal, belajar menghitung, belajar bahasa inggris dan lain lain. Pak guru sendiri di sini juga sedang belajar, belajar untuk mengajar dengan baik".

Meski beberapa masih tidak mengerti arah pembicaraan, suasana kelas tenang mendengar kata-kata wali kelas yang sebentar lagi akan mereka tinggalkan melanjutkan jenjang pendidikan lanjutan.

"Kita ada teman baru, dia sekarang sedang belajar beradaptasi dengan kita. Begitupun kita, kita juga harus belajar menyambutnya dengan baik"

Mendengarkan kalimat terakhir itu, Daniar sedikit tenang.

Hari pertama yang dia lalui berjalan dengan baik. Meski masih merasa tidak nyaman, dia bersyukur tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun