Mohon tunggu...
Teresia Simbolon
Teresia Simbolon Mohon Tunggu... Akuntan - Pencari Kebijaksanaan

Kamu adalah kreasi dan proyek terbesar Sang Penciptamu

Selanjutnya

Tutup

Diary

Salah Gunakan Istilah "Mein Freund", Betapa Malunya!

7 Februari 2021   10:27 Diperbarui: 7 Februari 2021   12:05 2660
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Halo Diary, hari ini aku mau cerita sebuah pengalaman sedikit memalukan perkara salah menggunakan istilah kepunyaan ketika baru berjumpa dengan seorang teman baru. Pengalaman itu sungguh menjadi pelajaran bagiku, itu sebabnya aku mau berbagi denganmu.

Suatu hari aku kedatangan tamu dari Jerman. Dia memang sudah lama ku kenal tetapi lewat media sosial. Dia seorang pekerja di Yayasan milik Kongregasi kami di Reute-Jerman. Namanya Carlotte, dia seorang Dokter spesialis anak. Dia masih ' ledig' (istilah single dalam bahasa Jerman). Dia datang ke Indonesia menjadi volunteer di satu unit karya kami yakni  Panti di Pulau Nias. 

Kebetulan aku ditugaskan untuk menjemput dia ke Airport Kuala Namu Medan. Saat itu aku mengajak satu teman Suster  untuk menjemputnya. Kami naik GrabCar ke Bandara. Driver Grab ini adalah juga teman kampusku, jadi kami langsung akrab, seperti biasa di kampus. Ketika kami sudah tiba di Bandara, ternyata Charlotte sudah berada di Gate penjemputan penumpang. Kami langsung meluncur ke bawah dan menjumpainya. Aku dan temanku (Suster) kebetulan sudah belajar bahasa Jerman, tapi masih tingkat A2. 

Sambil minum kafe Bandara, kami bercerita dengan luwes. Si Marchal teman sekampusku juga ikut minum bersama kami, namun sayang dia tidak paham bahasa Jerman. Tiba-tiba Charlotte bertanya padaku, siapa Marchal ini. Lalu temanku Suster tadi langsung mengatakan, "Er ist mein Freund" (maksud temanku sesuai terjemahan bahasa Indonesia: dia adalah temanku). Charlotte memandangku penuh tanya tanya. Namun aku tidak sadar arti dari tatapannya. 

Aku memikirkan apa yang dikatakan temanku tadi. Sepanjang perjalanan menuju rumah Medan Sunggal, aku berusaha menterjemahkan arti tatapannya dan mengingat apa yang salah dari bahasa temanku.  Ups, aku baru sadar akan suatu hal. Charlote mengira bahwa Susterku itu berpacaran sama Marchal. Karena kalimat 'Er ist mein Freund' tidak sama dengan pengertian bahsa Indonesia.  Oh Mein Gott!  Aku baru ingat. 

Mein Freund  = sebutan untuk 'pacar cowok' , 'Mein Freund' bisa diartikan 'laki-laki kepunyaanku  (Bahasa Jerman)

Meine Freundin=sebutan untuk 'pacar cewek', Meine Freundin berati teman perempuan kepunyaanku

Memang dalam bahasa inggris, istilah kempunyaan hampir sama dengan pengertian dalam bahasa Indonesia,

My Friend (Inggris) = Temanku, teman biasa (bahasa Indonesia)

Aku masih memendam perasaanku dan sesudah sampai di rumah, aku mengajak Susterku tadi ke taman belakang rumah. Aku menjelaskan

 padanya suatu hal, yakni kesalahan penggunaan kata. Soal salah ucap tadi. Seharusnya ketika ditanya ' siapa Marchal', Susterku harus menjawab dengan kalimat ini. 

Ein freund von mir = Seorang (dari) temanku

Tahu tidak Diary, Susterku ini tersipu malu. Dia baru tahu kesalahannya. Lalu pada santap siang, kami bercerita ke Charlotte soal perbedaan penggunaan istilah kepunyaan dalam Bahasa Indonesia dan membandingkannya dengan Bahasa Inggris. Charlote tersenyum dan manggut-manggut mendengar kami berbagi dengan terbuka. 

Lain kali jangan salah lagi, ya Suster...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun