Mohon tunggu...
Teresia Simbolon
Teresia Simbolon Mohon Tunggu... Akuntan - Pencari Kebijaksanaan

Kamu adalah kreasi dan proyek terbesar Sang Penciptamu

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Akhirnya Aku Menemukan Diriku

24 Januari 2021   11:01 Diperbarui: 24 Januari 2021   13:05 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejarah  hidup...

Mengantarku pada sebuah jawaban

Rasa sakit, kecewa, sedih...

Jadi bingkisan yang membawaku pada suatu makna cinta.

Awalnya semua terasa sendu, berbalut rasa takut

Kegetiran mengalir dalam tubuhku

Menyatu dalam darah dan adrenalinku

Kutatap masa depanku seolah tampak semu

Kugenggam rasa pilu yang menggetarkanku

Aku berlari menyusuri lorong-lorong gelap dalam jiwaku

Kulihat seberkas cahaya menatapku 

Seolah memaksaku untuk meraihnya

Akupun melangkah dalam bayang-bayang cinta 

Yang seolah takut menghampiriku

Pengolahan hidup....

Yahh... itulah yang kujalani

Awalnya mendengar kata ini timbul rasa cemas dan pertanyaan yang bergejolak 

Mungkinkah aku sanggup membuka dan mengingat segala sejarah hidupku?

Mungkinkah jika itu hal yang menyenangkan, tak jadi soal bagiku

Lantas bagaimana jika yang memilukan

Kubutuhkan kekuatan dan keberanian untuk kembali membuka lukaku

Kuselami sanubariku

Ku Bertanya, apakah luka-luka ini bisa menjadi mutiara bagiku?

Lorong demi lorong , tahap demi tahap.. Kucoba untuk jalani

Kukerahkan semua kekuatanku

Serta kuminta Dia yang Kuasa menerangi akal budiku. 

Kumasuk ke relung hatiku, sering aku merasa miris

Hariku terasa kabut

Yang mengundang datangnya gerimis. 

Kisah hidupku tak jarang membuatku merasa pilu

Mungkinkah kan kutemukan kebahagiaan di dalamnya?

Terkadang aku merasa minder, sedih, pilu, kecewa, jengkel akan sejarah hidupku

Sehingga aku tak mampu temukan cinta di dalamnya

Kusadari seringkali seribu cinta ditutupi oleh satu luka

Kini kubuka mata hatiku

Kucoba luruskan cara pandangku

Kulihat secercah cahaya datang tembusi gelapnya hatiku

Kini aku sadar, hidupku dilimpahi dan dihiasi cinta yang berharga bagi-Nya

Aku tercipta karena cinta

Cinta yang memampukanku untuk bersyukur atas alur dan pernik hidupku.

Oh... hidupku indah..

Penderitaan dan tantangan menjadi alat dan bahan membangun hidupku

Kutemukan pondasi hidupku

Kutemukan kualitas dalam diriku

Yang memampukanku berdiri kokoh dan melangkah pasti

Untuk meraih impian. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun