Mohon tunggu...
Teresa Shinta
Teresa Shinta Mohon Tunggu... Lainnya - Siswa SMAN 28 Jakarta

Siswa SMAN 28, Kelas XI MIPA 1, Absen 33

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Resensi Novel "Autumn in Paris"

7 Maret 2021   22:55 Diperbarui: 7 Maret 2021   23:42 12429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Seandainya masih ada harapan---sekecil apa pun---untuk mengubah kenyataan, ia bersedia menggantungkan seluruh hidupnya pada harapan itu...."

Judul buku            :   Autumn in Paris.
Penulis                   :   Ilana Tan.
Penerbit                 :   PT Gramedia Pustaka Utama.
Tahun terbit         :   2007.
Tebal                       :   272 halaman.

Autumn in Paris adalah novel yang ditulis oleh Ilana Tan, novel kedua dari seri Tetralogi Empat Musim yang ia buat. Novel ini diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama pada Juli 2007. Dari seri Tetralogi Empat Musim ini, telah ada satu buku yang digarap menjadi film, dan sudah ada dua yang digarap dari keseluruhan buku Ilana Tan.


SINOPSIS

Seorang gadis bernama Tara Dupont menyukai Paris dan musim gugur. Ia mengira sudah memiliki segalanya dalam hidup, sampai ia bertemu Tatsuya Fujisawa yang susah ditebak dan selalu membangkitkan rasa penasarannya sejak awal. Begitupun bagi Tatsuya, Tara adalah gadis cerewet yang mampu menenangkan jiwa dan pikirannya, bahkan mengubah dunianya. Mereka menghabiskan banyak waktu bersama, mengunjungi banyak tempat, dan saling bercerita mengenai banyak hal tentang dirinya masing-masing. Munculnya perasaan bagi satu sama lain pun tak dapat mereka cegah.

Namun, segala harapan, perasaan, dan keyakinan, gugur dihancurkan masa lalu yang menghubungkan mereka. Kenyataan bahwa ayah Tara merupakan ayah kandung dari Tatsuya. Kenyataan bahwa mereka tak akan bisa bersama itu pula yang mendorong mereka pada keputus asaan, yang pada akhirnya menuntun pada perpisahan. Setelah tujuannya datang ke Perancis, yaitu untuk menemui ayah kandungnya, terselesaikan, Tatsuya pun kembali ke Jepang. Sebulan setelah perpisahan itu, sebuah panggilan telepon membawa Tara dan ayahnya ke Jepang, mengunjungi Tatsuya yang tengah terbaring koma di rumah sakit setelah kecelakaan di lingkungan kerjanya. Perpisahan sesungguhnya pun terjadi dengan meninggalnya Tatsuya di kasur rawatnya, setelah Tara mengucapkan perasaannya kepada Tatsuya.


KELEBIHAN

Novel ini menggambarkan secara indah kehidupan Tara yang sangat dirinya nikmati. Bagaimana perpaduan antara musim gugur dan indahnya Paris menemani pertemuannya dengan Tatsuya. Gambaran perkembangan hubungan mereka juga sangatlah perlahan dan alami, bagaimana mereka merasa nyaman dengan satu sama lain, hingga akhirnya tumbuh rasa di antara mereka. Penulis juga sangat hebat dalam menggambarkan perasaan mereka, dari bahagia, hingga putus asa dan kesedihan yang teramat hebat. Pembaca diajak untuk merasakan segala peristiwa, ketenangan hati dari gambaran keindahan musim gugur di Paris, rasa hangat dari perkembangan hubungan Tara dan Tatsuya, dan kesedihan mendalam dari perpisahan-perpisahan yang terjadi antara keduanya.


KEKURANGAN

Meski dari segi penggambaran cerita sulit untuk menemukan kekurangan dalam novel ini, namun karena ada banyak unsur kebarat-baratan yang Ilana Tan gunakan dalam novelnya, ada beberapa peristiwa yang terjadi dalam novel yang mungkin tak layak untuk dibaca anak-anak di bawah umur. Seperti minum-minum alkohol, pergi ke kelab malam, dan sebagainya.


REKOMENDASI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun