"Seandainya masih ada harapan---sekecil apa pun---untuk mengubah kenyataan, ia bersedia menggantungkan seluruh hidupnya pada harapan itu...."
Judul buku       :  Autumn in Paris.
Penulis          :  Ilana Tan.
Penerbit         :  PT Gramedia Pustaka Utama.
Tahun terbit     :  2007.
Tebal            :  272 halaman.
Autumn in Paris adalah novel yang ditulis oleh Ilana Tan, novel kedua dari seri Tetralogi Empat Musim yang ia buat. Novel ini diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama pada Juli 2007. Dari seri Tetralogi Empat Musim ini, telah ada satu buku yang digarap menjadi film, dan sudah ada dua yang digarap dari keseluruhan buku Ilana Tan.
SINOPSIS
Seorang gadis bernama Tara Dupont menyukai Paris dan musim gugur. Ia mengira sudah memiliki segalanya dalam hidup, sampai ia bertemu Tatsuya Fujisawa yang susah ditebak dan selalu membangkitkan rasa penasarannya sejak awal. Begitupun bagi Tatsuya, Tara adalah gadis cerewet yang mampu menenangkan jiwa dan pikirannya, bahkan mengubah dunianya. Mereka menghabiskan banyak waktu bersama, mengunjungi banyak tempat, dan saling bercerita mengenai banyak hal tentang dirinya masing-masing. Munculnya perasaan bagi satu sama lain pun tak dapat mereka cegah.
Namun, segala harapan, perasaan, dan keyakinan, gugur dihancurkan masa lalu yang menghubungkan mereka. Kenyataan bahwa ayah Tara merupakan ayah kandung dari Tatsuya. Kenyataan bahwa mereka tak akan bisa bersama itu pula yang mendorong mereka pada keputus asaan, yang pada akhirnya menuntun pada perpisahan. Setelah tujuannya datang ke Perancis, yaitu untuk menemui ayah kandungnya, terselesaikan, Tatsuya pun kembali ke Jepang. Sebulan setelah perpisahan itu, sebuah panggilan telepon membawa Tara dan ayahnya ke Jepang, mengunjungi Tatsuya yang tengah terbaring koma di rumah sakit setelah kecelakaan di lingkungan kerjanya. Perpisahan sesungguhnya pun terjadi dengan meninggalnya Tatsuya di kasur rawatnya, setelah Tara mengucapkan perasaannya kepada Tatsuya.
KELEBIHAN
Novel ini menggambarkan secara indah kehidupan Tara yang sangat dirinya nikmati. Bagaimana perpaduan antara musim gugur dan indahnya Paris menemani pertemuannya dengan Tatsuya. Gambaran perkembangan hubungan mereka juga sangatlah perlahan dan alami, bagaimana mereka merasa nyaman dengan satu sama lain, hingga akhirnya tumbuh rasa di antara mereka. Penulis juga sangat hebat dalam menggambarkan perasaan mereka, dari bahagia, hingga putus asa dan kesedihan yang teramat hebat. Pembaca diajak untuk merasakan segala peristiwa, ketenangan hati dari gambaran keindahan musim gugur di Paris, rasa hangat dari perkembangan hubungan Tara dan Tatsuya, dan kesedihan mendalam dari perpisahan-perpisahan yang terjadi antara keduanya.
KEKURANGAN
Meski dari segi penggambaran cerita sulit untuk menemukan kekurangan dalam novel ini, namun karena ada banyak unsur kebarat-baratan yang Ilana Tan gunakan dalam novelnya, ada beberapa peristiwa yang terjadi dalam novel yang mungkin tak layak untuk dibaca anak-anak di bawah umur. Seperti minum-minum alkohol, pergi ke kelab malam, dan sebagainya.
REKOMENDASI
Secara keseluruhan, saya sangat merekomendasikan novel ini, terutama bagi orang-orang di masa akhir remaja maupun orang dewasa yang menyukai kisah romansa dengan bumbu kesedihan yang kuat. Karena, novel ini merupakan gambaran sesungguhnya dari rasa sakit yang bisa ditimbulkan oleh cinta yang tak dapat terwujud.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H