Mohon tunggu...
Terasikip
Terasikip Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Terasikip.com - Membaca, Merawat Ingatan, Meneguhkan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Rudy, Basri, dan Dino

19 Juli 2022   19:36 Diperbarui: 19 Juli 2022   19:44 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terasikip - RUDY begitu asik membaca buku mengenai tata metode solat, sehingga kala saya beralih dari tempat duduk lebih dahulu, sama sekali tidak menarik perhatiannya.

Saya sangat bersyukur, OD kamar 20 itu sudah mendapatkan anugerah. Suatu kemukjizatan mengarah kebaikan lahir batin, yang seluruhnya terletak di dalam kendali Sang Pemilik Kehidupan.

Sebab dikala itu malam jum' at, saya tidak langsung merebahkan tubuh buat tidur. Melainkan berwudhu serta membuka Alqur' an. Melanjutkan bacaanku lebih dahulu. Sehabis membaca surah yasin. Aktivitas mengaji baru saya selesaikan dikala dinihari, bersamaan datangnya kantuk yang mulai mengusik konsentrasi.

Lelapku dalam tidur tidak berlangsung lama. Bersamaan masuknya Basri serta Dino ke kamar buat istirahat. Kedua narapidana yang dipercaya selaku penanggungjawab Blok B tersebut, memanglah diketahui sangat tidak sering tidur.

Kekuatan raga mereka luar biasa. Seolah mengistirahatkan tubuh dengan tidur, bukan lagi bagian dari kebutuhan badannya. Suasana serta keadaan rutan, lama- lama tetapi tentu, sudah banyak mengganti Kerutinan seorang.

Sehabis merasa nyawa sudah berkumpul kembali, lama- lama saya bangkit dari tempat tidur serta mengarah kamar mandi. Berwudhu. Buat melakukan solat malam. Menyambungkan jiwa seseorang makhluk kepada Khaliqnya.

Saat sebelum mengawali prosesi penyambungan jiwa serta penyerahan diri secara total kepada Ilahi Robbi, pernah saya memandang Rudy. Anak muda tersebut masih membaca novel yang terdapat di tangannya.

Apalagi dia membacanya sembari berdiri. Pas di balik pintu kamar. Suatu kiat buat menepis kantuk. Kembali saya mengucap syukur di dalam hati, atas anugerah yang didapat Rudy. Pula kagum dengan kekuatan tekadnya. Suatu penyeimbang yang saya yakini hendak mengganti jati dirinya.

Keasyikanku merangkai puja- puji kepada Pemilik Alam pada kesunyian atmosfer rutan, menggapai titiknya dikala adzan Subuh berkumandang. Serta dikala itu, Rudy mendekat. Dengan keadaan sudah berwudhu serta mengenakan kain sarung dan berkopiah.

" Om, kita subuhan di masjid yok," ajaknya, pelan tetapi penuh ketegasan. Saya cuma menganggukkan kepala.

Serta sesaat setelah itu, kami sudah terletak di masjid. Belasan tahanan serta sebagian sipir turut solat berjamaah. Yang diimami penanggungjawab majelis taklim. Yang pula berstatus seseorang napi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun