Seusai menaruhkan kain sarung serta kopiah di lemarinya, Rudy membuatkan saya kopi getir. Dia sendiri menyeduh teh manis kesukaannya.
" Om ingin makan pagi apa? Beli apa makan yang terdapat aja," kata ia, dikala menaruhkan secangkir kopi getir di meja kecil yang terdapat di ruang depan kamar, tempatku terletak dikala itu.
" Emang apa santapan yang terdapat, Rud?" tanyaku.
" Nasi yang beli kemarin sore masih terdapat sebungkus kok, om. Jika om ingin makan pagi itu, Rudy buatin mie goreng. Kan masih terdapat kerupuk pula memiliki om," jelasnya.
" Ya telah, buat mie goreng aja, Rud. Buat 2 ya, kita makan pagi bareng," kataku, serta mengawali menyeruput kopi getir yang terdapat di meja.
Dikala apel pagi menjelang. 2 orang sipir masuk ke Blok B, diiringi seseorang tamping. Salah satu sipir yang bertugas pagi itu merupakan Almika. Begitu langkahnya hingga di pintu kamarku, dia masuk ke kamar.
Menyalamiku yang masih duduk di ruang depan sembari menikmati makan pagi mie goreng dilengkapi nasi serta kerupuk.
" Sehat terus ya, om. Nah, seneng Mika ngelihat om jika pagi- pagi telah makan pagi begini. Melindungi keadaan tubuh tetep bugat itu yang utama disini," ucap Almika, dengan senyum khasnya. Ramah serta santun.
Serta sesaat setelah itu, sipir berumur 35 tahunan ini menggerakkan tangannya, masuk ke kantong celana dinasnya. Tidak lama setelah itu, dia menghasilkan 3 bungkus rokok serta memberikannya kepadaku.
" Alhamdulillah. Kalian ini terdapat aja yang dikasih ke om jika lagi dinas, Mika. Terimakasih banyak ya. Inshaallah rejekimu terus mengalir serta penuh berkah," kataku, menyahuti pemberiannya.
Almika cuma tersenyum, serta setelah itu meninggalkan kamarku buat kembali melanjutkan tugasnya. Mengabsen segala tahanan yang terletak di Blok B.