Mohon tunggu...
Muhammad Atep Abdullah Syafei
Muhammad Atep Abdullah Syafei Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Aku Suka makan Nasi ,Sama Martabak Ketan.Aku Adalah Pelajar SMA PLUS ARR-RAMAT

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Rangkuman Saya yang Bercerita Tentang G30 S PKI

3 Oktober 2024   12:04 Diperbarui: 3 Oktober 2024   12:09 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dilansir Dari:

https://youtu.be/nxO4819nMNc?si=V7pHA_NLHLKDujIG

https://tni.mil.id/pages-10-sejarah-tni.html

•Latar Waktu dan Tempat

Pelantikan Angkatan PKI yang ke-5 berlangsung pada tanggal 5 Oktober 1945. Saat itu, situasi politik di Indonesia sangat tegang, terutama dengan adanya ketegangan antara Angkatan Darat dan PKI. Tempat pelantikan tersebut tidak disebutkan secara spesifik dalam sumber yang ada, namun penting untuk dicatat bahwa peristiwa ini terjadi di tengah kondisi yang kritis bagi bangsa Indonesia 

•Situasi Saat Pelantikan

Pada saat pelantikan, Indonesia berada dalam situasi yang sangat kritis. PKI dianggap sebagai salah satu kekuatan politik yang signifikan, tetapi juga menjadi sasaran penumpasan oleh pihak militer, khususnya oleh Mayjen Soeharto yang berusaha mengambil alih kekuasaan. Ketegangan antara Angkatan Darat dan PKI semakin meningkat, menciptakan suasana yang tidak stabil 

Tokoh-Tokoh G30S/PKI:

1. Jenderal (Anumerta) Ahmad Yani

   - Ahmad Yani adalah salah satu jenderal terkemuka dalam Angkatan Darat Indonesia dan merupakan salah satu target utama dalam kudeta G30S. Ia dikenal sebagai sosok yang berkomitmen terhadap Pancasila dan menentang ideologi komunis. Ahmad Yani diculik dan dibunuh oleh anggota PKI, dan jasadnya ditemukan di Lubang Buaya.

2. Letnan Jenderal (Anumerta) Suprapto

   - Suprapto adalah salah satu jenderal yang juga menjadi korban penculikan oleh PKI. Ia memiliki peran penting dalam Angkatan Darat dan dikenal sebagai pendukung kuat terhadap pemerintahan yang sah. Seperti Ahmad Yani, Suprapto juga dibunuh dalam peristiwa tersebut.

3. Letnan Jenderal (Anumerta) MT Haryono

   - MT Haryono adalah jenderal lainnya yang diculik dan dibunuh oleh PKI. Ia dikenal sebagai sosok yang berani dan memiliki dedikasi tinggi terhadap tugasnya. Haryono juga merupakan salah satu pahlawan revolusi yang dihormati karena pengorbanannya.

4. Kapten (Anumerta) Pierre Tendean

   - Pierre Tendean adalah seorang perwira muda yang juga menjadi korban dalam peristiwa G30S. Ia diculik dan dibunuh oleh anggota PKI. Tendean dikenal sebagai sosok yang berani dan memiliki potensi besar dalam karier militernya.

5. Jenderal (Anumerta) Nasution

   - Jenderal Abdul Haris Nasution adalah salah satu tokoh militer yang selamat dari upaya penculikan. Meskipun ia tidak ditangkap, Nasution menjadi salah satu tokoh penting yang berperan dalam menanggapi kudeta tersebut dan membantu mengorganisir perlawanan terhadap PKI.

6. Letnan Jenderal (Anumerta) Soeharto

   - Soeharto, yang kemudian menjadi Presiden Indonesia, juga terlibat dalam peristiwa ini. Ia memimpin operasi militer untuk menumpas PKI setelah kudeta gagal. Perannya dalam mengatasi situasi ini mengantarkannya pada posisi kekuasaan yang lebih tinggi di pemerintahan.

7. D.N. Aidit

   - D.N. Aidit adalah Sekretaris Jenderal PKI dan salah satu arsitek utama dari rencana kudeta. Ia berperan dalam merumuskan strategi PKI untuk mengambil alih kekuasaan. Setelah kudeta gagal, Aidit menjadi buronan dan akhirnya ditangkap dan dibunuh.

8. Mayor Udara Suyono, adalah seorang perwira militer yang memiliki peran penting dalam sejarah militer Indonesia. Ia dikenal sebagai Komandan Resimen Pasukan Pertahanan Udara. Dalam konteks sejarah, Mayor Suyono terlibat dalam peristiwa-peristiwa penting yang terjadi di Indonesia, terutama selama periode ketegangan politik dan militer pada tahun 1965, yang berkaitan dengan Gerakan 30 September (G30S).

Aluurrr Cerita Dan Rangkuman :

*Pendahuluan

 Film Pengkhianatan G30S/PKI, dalam arahan sutradara Arifin C. Noer, merupakan salah satu film paling kontroversi dan populer dalam sejarah perfilman Indonesia. Produksi tahun 1984 ini mengangkat peristiwa-peristiwa pada 30 September 1965, di mana PKI melakukan kudeta yang gagal dan menculik tujuh jenderal Angkatan Darat. Dalam film ini, penonton diajak memahami latar belakang, tindakan, serta konsekuensi dari pemberontakan tersebut.


* Sinopsis Singkat

Film ini dibuka dengan gambaran situasi politik Indonesia pada tahun 1965, di mana terdapat ketegangan yang semakin meningkat antara pemerintahan yang dipimpin oleh Presiden Soeharto dan PKI. PKI merencanakan penculikan tujuh jenderal yang mereka anggap sebagai penghalang bagi ambisi merebut kekuasaan dengan menculik para jenderal tersebut dan menyerahkan mereka pada nasib. Irama dramatis dan kekerasan yang terjadi pada kudeta itu digambarkan dengan serangkaian adegan.

*Latar Belakang Sejarah

Perlu diberitakan/ disebutkan konteks historis yang terjadi pada saat itu. Tahun 1965 merupakan tahun yang penuh ketegangan di Indonesia, di mana perbedaan ideologi antara komunisme, sosialisme, dan kapitalisme sangat tajam terlihat. PKI merupakan salah satu partai komunis terbesar di luar Uni Soviet dan China yang berusaha untuk memperluas pengaruhnya di Indonesia. Akan tetapi, pemerintah dan Angkatan Darat melihat PKI sebagai ancaman yang harus dihilangkan.

Film ini tidak hanya menggambarkan peristiwa kudeta, tetapi juga berfungsi sebagai alat propaganda yang kuat bagi pemerintah Orde Baru. Melalui narasi yang dibangun dalam film, PKI digambarkan sebagai pengkhianat bangsa yang harus dihadapi dengan tindakan tegas.


*Dampak dan Kontroversi

Sejak keluarnya, Pengkhianatan G30S/PKI menjadi bahan perdebatan di masyarakat. Banyak yang menganggap film ini adalah upaya pemerintah untuk mendiskreditkan PKI dan menyebarkan ketakutan terhadap komunisme. Sementara itu, pendukung film ini berargumen bahwa film tersebut penting untuk mengingatkan generasi mendatang tentang bahaya komunisme.

Film ini juga merupakan program pendidikan sejarah oleh pemerintah Orde Baru dalam mana film ini sering diputar di sekolah-sekolah dan acara-acara resmi. Ini tentu saja menciptakan kesan-kesan adanya kedudukan sangat penting dalam membentuk pandangan masyarakat terhadap sejarah Indonesia.


*Kesimpulan

Pengkhianatan G30S/PKI bukan sekedar film, kecuali merupakan persistensi dari sejarah yang kompleks dan konflik di Indonesia. Film ini menampilkan kudeta yang dilakukan PKI dan mengajak penonton merenungkan momen kelam dalam sejarah. Meskipun film ini sarat kontroversi, penting bagi kita memahami dan belajar dari Sejarah agar tidak terulang di masa yang akan datang. Kita diingatkan oleh layar mengenai tingginya nilai menjaga persatuan dan stabilitas dalam masyarakat yang beragam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun