Mohon tunggu...
Khulfi M Khalwani
Khulfi M Khalwani Mohon Tunggu... Freelancer - Care and Respect ^^

Backpacker dan penggiat wisata alam bebas... Orang yang mencintai hutan dan masyarakatnya... Pemerhati lingkungan hidup... Suporter Timnas Indonesia... ^^

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ketangguhan Perempuan Lembah Napu dalam Secangkir Sarabba

13 September 2024   21:54 Diperbarui: 10 Desember 2024   10:57 823
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sarabba Instan dari Desa Sedoa, Lembah Napu (dokpri)

Mengikuti rombongan teman -- teman dari Balai Besar Taman Nasional Lore Lindu dan Forest Program III, saya memulai perjalanan ke desa Sedoa dari Kota Palu, Ibu Kota Sulawesi Tengah. Sebenarnya banyak desa yang saya kunjungi namun saya akan cerita satu desa dimana secangkir Sarabba panas ini berasal.

Butuh waktu sekitar 2 jam perjalanan dari Kota Palu menuju desa Sedoa di Lembah Napu. Itu pun kalau tidak mampir dulu, karena sebelum sampai ke kampung Sedoa sebaiknya kita wajib singgah ke Danau Tambing. Salah satu tempat eksotis di Taman Nasional Korea Lindu yang sayang bila dilewatkan. Jadi otomatis waktu tempuh perjalanan anda akan bertambah.

Danau Tambing(dokpri)
Danau Tambing(dokpri)

Lembah Napu (Napu Valley) adalah sebuah lembah yang meliputi wilayah desa Sedoa, Wuasa, Wanga, Siliwanga dan Watutau di kecamatan Lore Utara dan Lore Peore, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Lembah ini merupakan wilayah penyangga dari Taman Nasional Lore Lindu dan berjarak sekitar 105 kilometer dari Kota Palu.

Lore Peore (dokpri)
Lore Peore (dokpri)

Lembah Napu merupakan tempat peninggalan megalitikum berupa batu-batu besar yang memuat misteri kejayaan suku Napu, Besoa, dan Bada, yang ada di Kabupaten Poso. Disini siang harinya terasa cukup panas namun malam harinya terasa begitu dingin.

Diskusi dengan Fasilitator Desa dan kelompok perempuan desa Sedoa  (dokpri)
Diskusi dengan Fasilitator Desa dan kelompok perempuan desa Sedoa  (dokpri)

Di desa Sedoa saya bertemu dengan beberapa Kelompok Masyarakat yang mengembangkan agroforestry dan rehabilitasi untuk hutan rakyat di daerah penyangga konservasi.Yang menarik adalah adanya kelompok perempuan yang turut aktif dalam upaya penguatan ekonomi keluarga. Salah satunya memalui pembuatan produk olahan hasil agroforestry yang memiliki nilai pasar. Seperti Sarabba yang sedang saya nikmati saat ini.

Peran perempuan dalam pembuatan dan pemasaran Sarabba memang sangat penting, terutama dalam menjaga kualitas dan kelestarian tradisi pembuatan minuman ini. Mungkin ini juga yang menjadi alasan utama kelompok Perempuan desa Sedoa memilih Sarabba sebagai produk unggulan yang dikembangkan oleh mereka.

Kelompok Perempuan Sedoa (dokpri)
Kelompok Perempuan Sedoa (dokpri)

Peran perempuan dalam pembuatan Sarabba tidak dapat dipisahkan dari pengetahuan mereka tentang rempah-rempah lokal yang digunakan. Pengetahuan tentang tanaman obat dan manfaat jahe dalam Sarabba menunjukkan bahwa perempuan memiliki peran kunci dalam menjaga kualitas minuman ini sebagai minuman Kesehatan, (Kasim, 2021).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun