Ada yang menarik saat berkunjung ke kota Semarang. Bukan hanya Simpang Lima tentunya, tetapi juga kulinernya yang unik.
Malam pertama saya di Semarang adalah mengunjungi Soto Bangkong. Tapi ya ternyata soto. Makanan nusantara yang banyak dijumpai dimana-mana. Masih kurang unik.
Hingga saat mata saya tertuju pada deretan warung kuliner di pinggir jalan Pandanaran II, tepatnya di samping Taman Indonesia Kaya, memaksa saya untuk berputar arah dan memarkirkan mobil di depan deratan warung itu.
Semua warung bertuliskan Tahu Gimbal Pak Edy.
Apa itu tahu Gimbal dan Siapa itu pak Edy ?
Ternyata tahu gimbal itu mirip kupat tahu tapi bedanya ada bakwan udang yang padat dagingnya.
Tahu goreng - Lontong - Bakwan Udang - Telur goreng - kol disiram dengan saos  atau kuah kacang yang kaya akan rasa rempah dan petis lalu ditaburi bawang goreng yang melimpah.
Joss. 1 porsi habis. Lengkap ditemani segelas teh manis hangat.
Jika ke kota Semarang, pastikan singgah ke tempat kuliner ini. Unik dan kaya rasa.
Untuk harga rata-rata adalah Rp 25.000 per porsi. Cukup kenyang.
Singkat saja tulisan ini. Karena saya masih kekenyangan sambil lesehan di Tahu Gimbal Haji Edy.
Lalu siapa pak Edy ini ?
Konon tahu gimbal adalah makanan yang sudah ada sejak jaman penjajahan Belanda.
Dulunya, tahu yang digunakan adalah jenis tahu yang kopong atau kosong.Tapi makin kesini tahu yang digunakan tahu yang ada dagingnya. Maklum sudah nggak dijajah lagi.
Pak Edy adalah tokoh pertama yang menjual tahu gimbal sejak 1972 dan menjadi sangat terkenal setelah diliput dalam acara TV wisata kuliner yang dibawa oleh alm. Om Bondan.
Sekarang banyak yang pakai nama om Edy untuk Tahu Gimbal. Tetapi gak penting juga mana yang asli. Yang penting tahu gimbal memang enak.
Setelah tahu gimbal, saya pindah ke Jalan Ahmad Yani, mencoba kuliner unik lainnya yaitu Pisang Plenet.
Mirip - mirip dengan Pisang Kapik di Padang. Bedanya Pisang plenet ini adalah pisang bakar yang digepengin lalu disiram berbagai selai kemudian dibakar lagi. Kurang kalau hanya makan satu porsi.
Harganya antar Rp 7000 dan Rp 8000.
Kota semarang juga banyak kuliner berupa mi goreng yang cara penyajiannya sangat bervariasi. Cukup pas dengan dompet turis lokal seperti saya.
Selamat mencoba.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H