Kegiatan penanaman mangrove masih terus dilakukan karena masyarakat percaya bahwa mangrove merupakan aksi dari mitigasi bencana seperti ancaman tsunami.
Setelah kejadian Bencana Tsunami di NAD dan Kepualau Nias pada tahun 2004 yang silam, hingga saat ini bagian barat pesisir pulau Sumatera tentu masih dibayang-bayangi akan adanya potensi bencana alam tersebut.
Hutan Mangrove yang ada di Nagari Amping Parak adalah potret pengembangan ekowisata berbasis pengurangan risiko bencana.
Sejak upaya rehabilitasi pesisir di Amping Parak berhasil, mulai banyak kepedulian dari para pihak akan lokasi ini.
Beberapa peraturan Nagari dan Kebijakan Daerah turut mengawal yaitu berupa Peraturan Kepala Nagari maupun Rencana Induk Pengelolaan Wisata Daerah. Pun beberapa Badan Usaha baik milik Pemerintah maupun Swasta mulai memberikan perhatian baik pada aspek sosial, ekonomi mapun lingkungan.
Jika Anda berkunjung ke Nagari Amping Parak anda tidak perlu khawatir karena fasilitas disini cukup lengkap. Seperti parkir yang luas, tempat sampah, Warung-warung dan tentunya tegakan cemara pantai yang menyejukkan hati.
Melewati hutan mangrove buatan dan ikut menanam jenis mangrove di sini adalah pengalaman mewah yang akan sulit Anda jumpai sehari-hari.
Sayang, tidak ada fasilitas penginapan di lokasi karena hotel terdekat berjarak sekitar 1 jam lebih yaitu di kota kecamatan Painan. Jika mau camping tentu tidak kalah serunya di ekowisata mangrove ini.