Dari penelusuran saya di media sosial, lokasi Situ Dewa Dewi ini memang cukup hits untuk warga lokal di Sukabumi. Bahkan beberapa komunitas dari daerah lain juga suka beraktivitas akhir pekan kesini seperti untuk motorcross maupun sepeda gunung. Namun saat kondisi pandemic Covid tampaknya kunjungan mulai berkurang atau dibatasi.Â
Tiket masuk lokasi ini hanya Rp 5000, kecuali jika ingin berkemah tiket masuknya Rp 15000. Fasilitas mushola dan toilet  juga telah ada untuk pengunjung. Warung-warung masyarakat tertata rapi mulai pintu masuk sampai batas tegakan pinus. Beberapa dilengkapi gazebo. Selain itu bagi pengunjung juga dapat berkemah di lokasi ini dengan sewa tenda seharga Rp 120ribu.
Harga tiket masuk yang relatif lebih murah dibandingkan nilai pesona yang diberikan kawasan hutan ini.
Anda bisa membayangkan yang saya rasakan saat sampai di sini. Tiduran di atas matras rerumputan. Melihat ke atas tajuk pinus. Berkas cahaya di antara dedaunan. Menikmati pemandangan telaga. Menghirup udaranya. Â Merasakan hembusan anginnya. Yang tentu semuanya wajib harus saya ceritakan terlebih dahulu.
Adalah masyarakat LMDH Sejahtera, Desa Tanjung Sari, yang bermitra dengan Perhutani KPH Sukabumi melalui skema perhutanan sosial yang mengembangkan kawasan hutan untuk ekowisata ini.
Di samping telaga, sebuah tugu yang tertutup kain menjadi titik pusat acara. Tampak beberapa peserta berdiri dengan spasi. Di antara peserta alumni E27 yang wajah sumringahnya bisa saya lihat meski tertutup masker, turut hadir ketua umum Himpunan Alumni Fahutan IPB sekaligus Dirjen PSKL KLHK, kang Bambang Supriyanto dan Adm (Administratur) Perhutani KPH Sukabumi kang Asep Setiawan.
Acara dipandu oleh MC dari peserta sendiri, yaitu teh Novi dan dimulai dengan pembacaan doa bersama dipimpin kang Endang Hilmi. Tidak lupa semua ikut mendoakan salah satu alumni sekaligus guru (dosen) Fahutan IPB yang baru berpulang ke rahmatullah yaitu Alm. Bapak Suwarno Soetarahardja. Almarhum adalah Pensiunan Dosen dan alumni yang aktif ikut dalam kegiatan penanaman pohon. "Seyogyanya beliau ingin ikut acara kita ini, namun Allah telah menggilnya terlebih dahulu" ujar teh Yulita, salah satu panitia sekaligus peserta acara penanaman. Semoga Allah SWT meberikan rahmat dan tempat terbaik untuk Pak Suwarno. Aamiin.
Dalam sambutannya Kang Apep (ketua Angkatan E-27) menyampaikan bahwa kegiatan penanaman ini adalah kali ke-4 yang pernah diselenggarakan oleh alumni angkatan E-27, dimana sebelumnya pernah dilakukan di Karangsong, Citamiang, Muara Gembong lalu saat ini di Situ Cipiit. "Kalau tidak kondisi Covid seperti saat ini, pastinya akan banyak keluarga kita E-27 yang ikut acara ini. Â Namun meskipun dengan peserta terbatas, dukungan mereka tetap ada dalam acara ini" ujarnya.
Tampak sebuah drone terbang hilir mudik mendokumentasikan momen acara ini, yang pilotnya juga adalah peserta acara E27, kang Agus Salim.